Lili ‘Mandalika’ Pintauli

                                                                                                      Catatan: Ilham Bintang/Ketua Dewan Kehormatan PWI

TIDAK banyak yang tahu, sebenarnya ada dua wanita yang namanya mendadak sohor terkait pagelaran MotoGP Mandalika,Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, tempo hari. Dua wanita tersebut : Rara Istiati Wulandari dan Lili Pintauli Siregar.

Anda tentu masih ingat, Rara adalah pawang hujan yang berhasil menciptakan semacam “happening art” di hari pagelaran MotoGP. Atraksinya viral. Bukan hanya di Tanah Air tapi juga di mancanegara. Sedangkan Lili Pintauli adalah Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) yang namanya viral beberapa bulan sesudahnya. Setelah skandalnya terbongkar menerima gratifikasi tiket dan penginapan MotoGP Mandalika dari Pertamina. Dua sosok itu ternyata wanita “terkuat” di Indonesia.

Dalam artikel ” Rezeki Rara” (21 Maret 2022 ) saya menulis fenomena Rara yang menarik untuk disimak. Aksinya memang sempat menuai kontroversi. Bagaimana Lombok, NTB, yang masyarakatnya terkenal religius, dengan julukan “daerah seribu masjid” bisa mempercayakan pengendalian cuaca pada pawang?

“Drone Emprit” mencatat Senin (21/3) pagi, 5 trending topic di Twitter seluruhnya tentang perhelatan akbar itu. Posisi IndonesiaGP (205 ribu), Mandalika ( 155 ribu), Pawang (126 ribu), Marc Marques (51 ribu), dan Rara ( 35 ribu). Drone Emprit, adalah sistem yang menganalisa dan memonitor media sosial yang berbasis teknologi big data.

Nama Miguel Oliveira yang menjuarai GP Mandalika, tak muncul di 5 besar trending itu. Begitu juga juara kedua Fabio Cuartararo dan juara ketiga, Johan Zarco. Para kampiun dunia GP tersebut kalah trending oleh Rara. Dia satu-satunya nama Indonesia yang berhasil mentas dalam perhelatan MotoGP Mandalika yang menelan biaya 2,3 trilyun rupiah. Mungkin juga dalam sejarah GP. Buktinya, sebagian pembalap dunia memberi perhatian khusus dengan mentwit foto dan video Rara di akunnya masing-masing. Fenomena Rara belum pernah terjadi di GP manapun, kata mereka.

Di hari pagelaran ( 21/3) hujan lebat mendadak turun menyebabkan perhelatan MotoGP ditunda lebih satu jam. Di rentang waktu itulah dijadikan panggung oleh Rara. Di tengah guyuran hujan, mengenakan topi pekerja proyek, ia mondar- mandir di area balap. Mengaspal sendirian. Mulutnya komat kamit membaca mantra, diseling teriakan-teriakan seperti menghalau hujan. Atraksinya otomatis menarik perhatian seluruh penonton. Entah paham betul atau tidak apa yang dilakukannya.

Tangan kanan Rara aktif bergerak memukul-mukul cawan di tangan kirinya. Sesekali tangannya menunjuk ke langit. Sampai kemudian cahaya matahari menampakkan diri tanda hujan mulai reda. Spontan aplaus panjang pun menggema dari arah tribun. Penampilan aksi Rara jauh lebih menarik dalam tampilan video-video pendek dengan berbagai angle. Entah siapa yang menyebarkan, namun sepanjang hari itu tersebar luas di grup-grup Whats App masyarakat.

Mengundurkan diri 

Adapun Lili Pintauli, Senin (11/7) lalu berhasil lolos dari jeratan putusan Majelis Etik yang digelar Dewan Pengawas KPK Senin (11/7). Pas di hari itu ia ternyata telah mengundurkan diri. Itu menjadi alasan Majelis Etik KPK menghentikan kasusnya. Peristiwa itu tentu saja dinilai ganjil oleh banyak kalangan. Mestinya KPK melanjutkan kasus Lili ke ranah pidana.

Kasus yang melibatkan Pertamina itu telah terbukti. Gratifikasi. Bisa dilanjutkan ke proses hukum dengan delik umum. Tidak perlu ada yang mengadu atau membuat laporan. KPK bisa langsung mencokoknya. Apalagi, Lili sudah berkali -kali melanggar etik dan sudah menjadi langganan Majelis Etik.

Masih segar dalam ingatan kita pada Sidang ME KPK terdahulu yang memutuskan Lili terbukti melanggar etik dan pedoman perilaku KPK. Waktu itu ia terjerat kasus berhubungan langsung dengan pihak yang berperkara, yakni Wali Kota Tanjung Balai M Syahrial. Atas pelanggaran tersebut, Dewas KPK mengenakan sanksi berat berupa pemotongan gaji pokok 40 persen selama 12 bulan.

Kasus yang terkait dugaan gratifikasi Pertamina ini juga sudah beberapa kali digelar namun tak dihadiri Lili. Seperti disebut, Lili pun akhirnya terlepas jeratan karena telah mengundurkan diri dari jabatan sebagai Wakil Ketua KPK dan mengundurkan diri dari KPK. Pengunduran dirinya itu disetujui Presiden Jokowi.

Ketua KPK Firli Bahuri malah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Lili selama menjabat sebagai pimpinan lembaga antirasuah periode 2019-2023. Dikutip berbagai media, Dewan Pengawas (Dewas) KPK pada hari itu memutuskan tidak melanjutkan sidang dugaan pelanggaran kode etik dengan terperiksa Lili Pintauli. Alasannya, Lili sudah mengundurkan diri terhitung per 11 Juli 2022, sehingga tidak lagi menjadi bagian dari insan KPK.

KPK yang sangat sohor dalam aksi meringkus pelaku gratifikasi, kini giliran pelaku gratifikasi di halamannya sendiri, lembaga antirasuah itu seperti bertekuk lutut. Bisa tengah “bismillah” melepas Lili melenggang tanpa hukuman. Apa kata dunia? #

Tag: