Lima Tahun APBN Bantu Rp1 Triliun Pengembangan Bandara di Kaltara

Gubernur Kaltara: Kini empat Bandara di Kaltara sudah bisa didarati pesawat ATR-72. (Foto Dokumentasi Infopubdok Kaltara)

TANJUNG SELOR.NIAGA.ASIA-Pemerintah Pusat memberikan dukungan penuh untuk pembangunan di Kalimantan Utara (Kaltara). Salah satunya pembangunan di bidang infrastruktur pendukung transportasi.

Dalam kurung waktu 2014-2018, pengembangan 6 bandara di Kaltara mendapatkan dukungan penuh dari pusat melalui APBN. Nilainya Rp 1 triliun lebih.

“Hasilnya, Alhamdulillah dari sebelumnya sebuah bandara kecil, empat bandara di Kaltara kini sudah bisa didarati Pesawat ATR-72,” ungkap Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie,  Senin (10/8/2020).

Atas koordinasi dan komunikasi yang intensif, dengan dukungan penuh pendanaan melalui APBN, sejak 2014 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara terus berupaya menggenjot peningkatan Bandar Udara (Bandara) di wilayah Kaltara.

Ada 6 bandara di Kaltara yang menjadi prioritas pengembangannya. Yakni, Bandara Juwata di Tarakan, Bandara Tanjung Harapan di Tanjung Selor Bulungan, Bandara Kolonel RA Bessing di Malinau, Bandara Long Apung di Malinau, serta di Nunukan ada Bandara Nunukan dan Yuvai Semaring Krayan.

“Dalam kurang waktu lima tahun, keenam bandara ini telah berubah semakin membaik,” kata Irianto.

Bahkan empat di antaranya (kecuali Tarakan) telah memenuhi syarat untuk didarati pesawat besar, salah satunya ATR-72. Yaitu Bandara Nunukan, Bandara Tanjung Harapan (Bulungan), Bandara Malinau dan Bandara Yuvai Semaring, Krayan.

Menurut gubernur, untuk Bandara Juwata Tarakan, sebagai bandara Internasional kondisinya juga semakin membaik. Pengembangan masih terus dilakukan. Bahkan waktu ada Pak Presiden ke Kaltara akhir tahun lalu, dia kembali  usulkan secara langsung agar dilakukan peningkatan. Namun karena kondisi tahun ini, terkendala pandemi Covid-19 sedikit tertunda.

Bandara Nunukan, merupakan salah satu bandara yang pengembangannya cepat. Kondisi Bandara Nunukan dahulu sangat jauh dari standar internasional. Pada 2016, panjang runway Bandara Nunukan masih 1.100 meter, kini bersolek dengan panjang runway mencapai 1.600 X 30 meter.

Sesuai laporan dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara, pengerjaan Bandara Nunukan dimulai pada 2017. Yakni, dilakukan perpanjangan runway pada Bandara Nunukan 500 X 300 meter dengan anggaran Rp 35 miliar lebih. Kemudian dilanjut pada tahun 2019 diperpanjang 150 X 30 meter dengan anggaran Rp 19 miliar.

Jika ditotal, panjang runway mencapai 1.750 meter, namun karena di ujung bandara yang mengarah ke permukiman, di-displace 150 meter. Sehingga total runway yang di verifikasi panjangnya 1.600 meter.

“Dalam kurung waktu 2014-2018, pengembangan 6 bandara di Kaltara mendapatkan dukungan penuh dari pusat melalui APBN. Nilainya Rp 1 triliun lebih,” ucap gubernur.

Rinciannya, pada 2014 dianggarkan Rp 263,8 miliar, pada 2015 sebesar Rp 272,1 miliar, 2016 sebesar Rp 152,8 miliar, 2017 sebesar Rp 243,8 miliar, dan di 2018 sebesar Rp 182 miliar.

Menurut gubernur, dukungan dana dari APBN ini tidak lepas dari komunikasi dan sinergi yang baik yang dilakukan secara intens dengan Pusat. Baik melalui Menhub, waktu itu Ignasius Jonan, hingga  Budi Karyadi, maupun langsung dengan Presiden.

Infrastruktur bandara penting, karena untuk memperlancar transportasi. Baik barang maupun orang. Apalagi kondisi geografis di Kaltara, yang memang ada beberapa daerah yang hanya bisa ditempuh lewat udara.

“Di sisi lain, upaya membuka keterisolasian dengan membangun infrastruktur jalan juga terus kita lakukan. Juga dibangun pelabuhan untuk memperlancar distribusi barang lewat laut dan sungai,” katanya. (adv)

Tag: