Lonjakan COVID-19 di Eropa Dorong Percepatan Vaksin Booster

Seorang petugas medis merawat pasien COVID-19 di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit Pirogov di Sofia, Bulgaria, 15 Oktober 2021. (REUTERS/Stoyan Nenov)

BRUSSEL.NIAGA.ASIA – Kasus COVID-19 memecahkan rekor di sejumlah negara di Eropa pada Rabu (24/11). Eropa kini kembali menjadi pusat pandemi di dunia.

Slovakia, Republik Ceko, Belanda, dan Hongaria semuanya melaporkan angka kasus Corona tertinggi baru dalam infeksi harian, di tengah berlangsungnya musim dingin. Dengan begitu, warga lebih memilih berkumpul di dalam ruangan menjelang Natal.

Di sisi lain kasus-kasus baru juga melonjak 23% di Amerika pada minggu lalu, sebagian besar di Amerika Utara, sebagai tanda bahwa wilayah itu mungkin juga sedang menghadapi penularan COVID-19 kesekian kalinya.

Wabah Corona telah melanda dunia dalam dua tahun, sejak pertama kali diidentifikasi ada di China tengah, dan menginfeksi lebih dari 258 juta orang serta mengakibatkan kematian 5,4 juta penduduk.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) dari Badan Kesehatan Masyarakat Uni Eropa, merekomendasikan booster vaksin untuk semua orang dewasa, dengan prioritas bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun.

Panduan sebelumnya, ECDC menyarankan dosis tambahan atau booster tambahan harus dipertimbangkan untuk orang yang lebih tua.

“Bukti yang tersedia muncul dari Israel dan Inggris menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam perlindungan terhadap infeksi dan penyakit parah, setelah dosis booster di semua kelompok umur dalam jangka pendek,” kata ECDC pada hari Rabu (23/11), dikutip Niaga Asia dari kantor berita REUTERS.

Banyak negara Uni Eropa memang telah memulai memberikan dosis booster, dengan menggunakan kriteria yang berbeda untuk memprioritaskan mereka, dan interval yang berbeda antara suntikan pertama dan booster.

Kepala ECDC Andrea Ammon mengatakan booster akan meningkatkan perlindungan terhadap infeksi yang disebabkan oleh berkurangnya kekebalan.

“Dan berpotensi mengurangi penularan dalam populasi dan mencegah rawat inap dan kematian tambahan,” ujar Andrea.

Dia menyarankan negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah untuk mempercepat vaksinasi, dan memperingatkan risiko tinggi dari gelombang penularan lebih lanjut di Eropa pada bulan Desember dan Januari jika langkah-langkah yang direkomendasikan tidak diindahkan.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengakui, Eropa kembali menjadi pusat pandemi, memperingatkan terhadap rasa aman yang tidak benar-benar aman dari perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin.

“Tidak ada negara yang keluar dari kesulitan,” katanya kepada wartawan.

Swedia menjadwalkan meluncurkan vaksin booster secara bertahap untuk semua orang dewasa, kata pejabat pemerintah dan kesehatan. Suntikan booster vaksin mRNA telah ditawarkan kepada orang berusia 65 tahun atau lebih dari itu, dengan tujuan untuk memperluas suntikan ke kelompok usia lainnya.

“Kami menghadapi musim dingin yang tidak menentu,” kata Menteri Kesehatan Lena Hallengren dalam konferensi pers.

“Anda dapat berkontribusi dengan tinggal di rumah jika Anda sakit atau dengan divaksinasi jika Anda belum melakukannya, dan mengambil booster Anda ketika Anda ditawari itu,” sebut Lena menambahkan.

Slovakia melaporkan kenaikan harian tertinggi dalam kasus pada hari Rabu (24/11), ketika pemerintah menyetujui lockdown dua minggu untuk melokalisir lonjakan infeksi tercepat di dunia.

Restoran dan toko-toko yang tidak penting akan ditutup dan pergerakan akan dibatasi untuk aktivitas belanja penting, bekerja, sekolah atau kunjungan medis.

“Situasinya serius. Kami sampai di sini karena tindakan (yang ada) tidak diperhatikan,” kata Perdana Menteri Eduard Heger.

Sumber : REUTERS | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: