
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Bank Indonesia Balikpapan memperingatkan adanya potensi peningkatan tekanan inflasi pada Desember 2025, seiring dengan perubahan cuaca ekstrem dan meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Peringatan ini disampaikan saat merilis inflasi November 2025, di mana Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sama-sama mencatat kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi menegaskan, faktor musiman dan kondisi alam akan memainkan peran penting dalam pembentukan harga ke depan.
“Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada akhir tahun. Risiko banjir di sejumlah wilayah, termasuk di Balikpapan dan PPU, dapat mengganggu distribusi bahan pangan,” kata Robi melalui keterangan tertulis, Kamis 4 Desember 2025.
Menurutnya, situasi tersebut berpotensi menurunkan produksi hortikultura di daerah sentra, terutama di Jawa dan Sulawesi.
Pengurangan hasil panen dapat memicu kelangkaan pasokan, khususnya untuk komoditas sayur seperti tomat, kacang panjang, dan buncis, komoditas yang sudah memberi tekanan inflasi pada November lalu.
Selain faktor cuaca, lonjakan permintaan akhir tahun juga menjadi perhatian serius. Konsumsi rumah tangga diperkirakan meningkat memasuki periode Nataru.
“Kenaikan permintaan pangan dan kebutuhan pokok bisa memicu kenaikan harga apabila tidak diimbangi ketersediaan stok yang memadai,” ungkap Robi.
Bank Indonesia mencatat bahwa optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi terus menguat. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Balikpapan pada November tercatat 123,8, meningkat dari bulan sebelumnya.
Aktivitas belanja juga terlihat dari pertumbuhan transaksi digital, di mana penggunaan QRIS tumbuh lebih dari 160 persen (yoy).
“Tingginya kepercayaan konsumen mendorong peningkatan aktivitas belanja, dan hal ini perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan tekanan harga yang berlebihan,” terang Robi.
Untuk menghadapi risiko tersebut, Bank Indonesia bersama TPID Balikpapan, PPU, dan Paser memperkuat langkah mitigasi.
Langkah yang dilakukan meliputi pemantauan harga harian, sidak pasar, gelar pangan murah, penguatan kerja sama pasokan pangan antar daerah, serta percepatan distribusi bahan pokok dari sentra produksi.
“Koordinasi lintas daerah menjadi kunci menjaga stabilitas harga. Upaya mitigasi harus berjalan lebih intensif memasuki puncak musim hujan,” tegas Robi.
Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi
Tag: BalikpapanBank IndonesiaInflasiInflasi BalikpapanNataru 2025