LPEI Pamerkan Produk UMKM di Pertemuan  G20

Menkeu Sri Mulyani Indrawati tinjau pameran produk UMKM binaan LPEI. (Foto Kemenkeu)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memanfaatkan kehadiran Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara anggota G20 dan negara-negara mitra dalam pertemuan G20 untuk memamerkan produk-produk berkualitas dari UMKM berorientasi ekspor yang merupakan mitra binaan LPEI.

“Kami merasa terhormat atas kesempatan yang diberikan untuk bisa berpartisipasi dalam ajang bersejarah ini,” ujar Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso di Booth Rumah Joglo pada perhelatan G20 di Jakarta, Selasa (15/02).

LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan terus membangun kapasitas UMKM berorientasi ekspor agar mampu bertahan dan menggarap pasar ekspor non tradisional di tengah pandemi global.

Salah satunya melalui Program Desa Devisa yang merupakan wujud inklusi keuangan yang diberikan LPEI sebagai perpanjangan tangan pemerintah kepada pelaku UMKM berorientasi ekspor untuk mendorong pemulihan ekonomi.

“Pada kesempatan ini, kami menampilkan produk dari mitra binaan kami, yang salah satunya merupakan hasil dari Program Desa Devisa berupa kerajinan dan aksesoris perak APIKRI yang berasal dari Bantul, Yogyakarta,” kata Rijani.

Program Desa Devisa merupakan program pendampingan berkelanjutan kepada pelaku usaha dan pengembangan komoditas unggulan suatu daerah dengan tujuan akhir ekspor. Kerajinan APIKRI telah menjadi Desa Devisa sejak tahun 2020 dan mampu mengekspor produknya ke Belanda, Amerika dan Inggris.

Harapannya, Program Desa Devisa dapat menjadi referensi bagi wilayah dan komoditas lainnya di Indonesia, serta dapat mendorong program Pemulihan Ekonomi Nasional yang dijalankan pemerintah.

Juga dipamerkan  aneka produk dari UMKM mitra binaan yang merupakan hasil dari program Jasa Konsultasi LPEI, seperti Coaching Program for New Exporter (CPNE) dan Desa Devisa.

“Program ini memiliki tujuan untuk menciptakan eksportir baru dan memajukan komoditas ekspor suatu daerah. Kami bangga bisa berpartisipasi dalam ajang bersejarah ini,” kata Rijani.

LPEI hadir pada stan Rumah Joglo dan Rumah Minahasa yang menampilkan berbagai produk fashion, kerajinan tangan dan dekorasi rumah, hingga aksesoris. Keunikan lain yang dibawa LPEI adalah alat tenun bukan mesin (ATBM) dari salah satu mitra binaan yang memproduksi kain sarung. Beragam produk lokal yang mendunia ini telah diekspor ke berbagai negara di Eropa, Amerika Serikat dan Asia.

Rijani berharap produk-produk yang ditampilkan akan dapat menarik perhatian dari para delegasi negara-negara sahabat.

“Sehingga dapat mencerminkan kekuatan Indonesia untuk bangkit menghadapi pandemi dengan semangat positif dan antusias,” ujar Rijani.

Presidensi G20 mengangkat tema “Recover Together, Recover Stronger”. Tema ini merupakan ajakan Indonesia kepada seluruh dunia secara bersama berkonsolidasi mencapai pemulihan akibat pandemi yang melanda. Melalui pertemuan G20 ini, diharapkan kebijakan percepatan pemulihan ekonomi global yang inklusif dapat terwujud.

Sumber : Humas Kemenkeu | Editor : Intoniswan

Tag: