LSR: Tudingan Awang Faroek Bisa Jadi Hoaks, Isran Perlu Hati-hati

aa
Calon Sekda Provinsi Kaltim yang mengikuti uji publik, 24 Juli 2018, dari kiri ke kanan. H Abdul Azis, H Abdullah Sani, HM Aswin, H Muhammad Sa’bani, dan H Riza Indra Riadi. (Foto Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Direktur Eksekutif Lembaga Swadaya Rakyat Kalimantan Timur, Muhammad Ridwan menduga tudingan mantan Gubernur Awang Faroek Ishak bahwa H Abdullah Sani berupaya menyuap ke sejumlah oknum untuk mendapatkan jabatan Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim bisa jadi hoaks. Menyikapi apa yang telah diungkap Awang Faroek itu, Gubernur Kaltim, H Isran Noor perlu hati-hati agar tidak terseret ke masalah yang tidak jelas asal-muasalnya.

“Ingat seusai pemungutan suara di pilgub Kaltim, 27 Juni 2018, awal Juli  Awang Faroek mengumbar informasi ada money politik di Pilgub, uang dalam cargo masuk ke Kaltim. Tapi Awang Faroek sendiri tak bisa membuktikan saat dimintai keterangan oleh Bawaslu Kaltim,” kata Muhammad Ridwan pada Niaga.Asia, Kamis (24/1).

Soal Sekda Kaltim: Tudingan Awang Faroek, Hoaks Atau Fakta

Dikatakan, isu suap yang dihembuskan Awang Faroek kepada Abdullah Sani, kemudian menyerempet ke Isran Noor, bisa jadi rekayasa Awang Faroek karena mempunyai kepentingan tertentu, misalnya “mamaksakan” proses seleksi sekda terus berlangsung di masa jabatannya yang jelas-jelas sudah mau berakhir. “Kalau Pak Awang tidak punya kepentingan dengan salah satu calon sekda, kenapa dia tidak menghentikan proses seleksi, dan menyerahkan kepada Isran yang jelas-jelas akan menjadi gubernur setelah memperoleh suara terbanyak di Pilgub,” kata Ridwan.

Menurut Ridwan,  Isran Noor selain perlu hati-hati, juga sebaiknya keluar dari pusaran isu yang ditiupkan Awang Faroek karena bisa merugikan diri sendiri dan bisa merusak konsentrasi dalam menjalan roda pemerintahan dan pembangunan. “Isran lebih baik menjauh dari Awang Faroek,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan, sangat kecil kemungkinan, atau bisa dikatakan tidak ada “potongan” Abdullah Sani mampu mengumpulkan uang seperti disebut Awang Faroek sebanyak Rp4,2 miliar untuk mendapatkan jabatan sekda. “Saya tidak percaya Sani punya uang Rp4,2 miliar,” kata Ridwan.

“Kita bisa lihat dari pakaian, asesoris, sepatu dan jam tangan yang biasa dipakai Sani sehari-sehari. Sangat sederhana,” tambahnya. Diterangkan pula, saat Sani menyampaikan visi misinya sebagai calon Sekda, tampilannya juga sama dengan calon sekda lainnya, tidak ada berapi-api saat menyampaikan visi misinya, semuanya datar-datar. (001)