
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Banjir hingga ketinggian air 50 cm menggenangi lebih 150 rumah di 4 kelurahan di 3 kecamatan di Samarinda Jumat. Sebagian besar disebabkan luapan sungai karang mumus (SKM) akibat hujan lebat Rabu dini hari.
Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kalimantan Timur melaporkan, hujan lebat pada Rabu sekitar pukul 01.30 Waktu Indonesia Tengah di sebagian besar wilayah Samarinda hingga pagi, mengakibatkan curah hujan tercatat 88 milimeter di pos pencatatan Sungai Siring, informasi dari Badan Meteorologi, Klimantologi, dan Geofisika (BMKG).
Hujan lebat di kawasan utara kota Samarinda itu mengakibatkan tinggi muka air (TMA) Bendungan Benanga di Lempake naik signifikan hingga berada di level kuning. Hujan lebat kembali terjadi Kamis siang.
Pada Rabu level TMA Benanga di level 7,70 meter di atas permukaan laut (MDPL) dan merangkak naik hingga 7,95 MDPL hari Jumat pukul 17.59 Waktu Indonesia Tengah.

SKM meluap akibat kenaikan TMA Benanga ditambah pengaruhi terjadinya pasang sungai, mengakibatkan banjir di kawasan bantaran SKM dan sekitarnya.
Kawasan yang terendam banjir sejak Rabu mulai dari kelurahan Sempaja Timur kecamatan Samarinda Utara, kelurahan Gunung Lingai di kecamatan Sungai Pinang. Permukiman di kelurahan Sungai Kapih di kecamatan Sambutan juga ikut terendam banjir.
Relawan kemanusiaan yang tergabung dalam Info Taruna Samarinda (ITS) melaporkan dari pendataan sementara satuan relawan, TNI dan Polri, BPBD Kota Samarinda, hingga pihak kelurahan termasuk warga, ada sekitar 179 rumah warga terendam banjir di kelurahan yang tersebar di ketiga kecamatan itu.
“Dari data sementara ada 181 kepala keluarga atau sekitar 619 jiwa jadi korban banjir,” kata Joko Iswanto, Koordinator ITS dalam pernyataannya kepada niaga.asia Jumat malam.

Jalan lingkungan warga yang terendam air mengakibatkan sebagian aktivitas warga menjadi terganggu. Sementara belum ada tenda pengungsi bagi warga korban banjir.
Berbagai pihak terus berkoordinasi dan melakukan pemantauan baik di hilir dan hulu SKM. Informasi peringatan dini dari BMKG juga menjadi salah satu acuan untuk meningkatkan kewaspadaan potensi hujan lebat hingga kenaikan TMA Benanga, sehingga mengakibatkan banjir semakin meluas.
“Terutama di wilayah rawan banjir. Tim darurat, pencarian dan penyelamatan gabungan atau tim SAR termasuk tim penyelamat hewan terus bersiaga,” Joko menerangkan.
Di samping itu, tim juga menyiagakan 5 unit armada perahu untuk membantu lalu lalang aktivitas warga, yang disebar di kawasan Sungai Kapih dan di Sempaja Timur.
Sumber : Info Taruna Samarinda | Editor : Saud Rosadi
Tag: BanjirBanjir SamarindaBencanaBMKGKaltimKota Penyangga IKNPeristiwaRelawan IndonesiaRelawan Sosial