Manajemen PDAM Nunukan Mengaku Tak Pusing dengan Bullying Netizen

Volume air di embung Bolong sangat mempengaruhi distribusi air bersih dari PDAM Nunukan ke masyarakat. (foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Penghargaan Top PDAM Awards 2020 yang diterima PDAM Nunukan menuai pro dan kontra di masyarakat, sejumlah netizen di media sosial (sosmed) mempertanyakan kinerja pelayanan air bersih yang tidak kunjung membaik selama hampir 1 tahun.

Ditengah kesulitan PDAM Nunukan melayani pelanggan air bersih, piagam penghargaan Top Pembina BUMN 2020 diberikan kepada Hj Asmin Laura Hafid sebagai Bupati Nunukan atas peran dan kontribusi dalam membina dan mendukung BUMN seakan tidak berarti.

Masyarakat mengeluhkan sulitnya mendapatkana air lewat saluran pipa PDAM yang terpasang dirumahnya, belum lagi pembayaran rekening air yang terkang melonjak tanpa disadari pelanggaran dengan berbagai alasan  tak diketahui.

Memanggapi persoalan ini manajemen PDAM Nunukan melalui Kepala Bagian (Kabag) Teknik PDAM Nunukan, Sulianto mengaku tidak pusing atas bullying netizen. Semua pegawai bekerja sesuai kemampuan dan memilih tidak menghiraukan apapun komentar yang sifatnya penghinaan.

“Saya lihat di media sosial, teman-teman PDAM juga mengamati perkembangan komentar itu, memang kalimatnya sangat menyudutkan, malah ada bilang kami makan gaji buta,” ujar Sulianto.

Top PDAM Awards 2020 adalah penghargaan atas capaian kinerja tahun 2019 yang aspek penilaiannya meliputi pengelolaan manajemen keuangan hasil audit, pelayanan pelanggan dan pelayanan sambungan.

Berdasarkan hasil penilaia itulah, pengelolaan menajemen keuangan PDAM Nunukan dipandang sangat sehat, hal tersebut dibuktikan dari hasil audit independen ataupun audit dari lembaga pemerintah dari kementerian.

“Penghargaan itu hasil kinerja tahun lalu, tidak ada hubungan dengan pelayanan air macet-macet tahun ini. Lagi pula, penilaian lomba tidak satu sisi kinerja,” jelasnya.

Sebelum mendapatkan penghargaan Top PDAM Awards 2020, tim audit BUMD gabungan dari berbagai kementerian melakukan pemeriksaan kinerja pengelolaan manajemen terhadap 300 PDAM di seluruh Indoensia selama 6 bulan.

Tidak hanya itu, PDAM yang terdaftar sebagai peserta Top PDAM Awards 2020 diharuskan menyerahkan kelengkapan berkas administrasi dari berbagai bidang kerja, termasuk hasil audit pemeriksaan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

“Jangan hanya melihat dari satu sisi pelayanan, banyak faktor penyebab PDAM mendapat penghargaan itu,” terangnya.

Sulianto menyebutkan, pelayanan air bersih kepelanggan Nunukan mulai mengalami kendala sejak bulan November 2019, permasalahan ini muncul bersamaan dengan rendahnya intensitas curah hujan dan terkadang hujan turun tidak merata.

Akibat rendahnya curah hujan, pengolahan air bersih mengalami menurunan dengan suplay air maksimal 26 sampai 30 persen dari kebutuhan pelanggan, keterbatasan air inilah yang memaksa PDAM Nunukan menerapkan sistem giliran.

“Paling parah di embung Sei Bolong, ketersedian air turun hampir menyentuh titik dasar,  keadaan ini tentunya sulit bagi kita memenuhi 4.000 lebih pelanggan disana,” ungkapnya. (002).

Tag: