Maret 2022, Jumlah Penduduk Miskin di Kaltara 49.460 Orang

TANJUNG SELOR.NIAGA.ASIA – Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara (Kaltara) pada Maret 2022 sebanyak 49,460 orang atau 6,77 persen dari total penduduk. Dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada September 2021  yang berjumlah 49,490 orang, penduduk miskin berkurang 30 orang, atau atau menurun 0,06 persen poin.

Demikian disampaikan Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltara, Slamet Romelan dalam berita resminya di laman BPS Kaltara, hari ini, Jumat (15/07/2022).

“Sebaran penduduk miskin di Kaltara bulan Maret 2022, di perkotaan 5,66 persen dari total penduduk kota, sedangkan di pedesaan 8,75 persen dari total penduduk yang tinggal di pedesaan Kaltara,” Slamet menambahkan.

Menurut Slamet, selama September 2021-Maret 2022, garis kemiskinan (GK) naik sebesar 5,83 persen, yaitu dari Rp730.342,- per kapita per bulan pada September 2021 menjadi Rp772.914,- per kapita per bulan pada Maret 2022.

Kemudian, pada periode September 2021-Maret 2022, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami penurunan, dari 0,893 pada keadaan September 2021 menjadi 0,890 pada keadaaan Maret 2022.

“Meskipun begitu Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan dari 0,173 menjadi 0,186,” ungkapnya.

Disampaikan pula, pada Maret 2022, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur dengan Gini Ratio tercatat sebesar 0,272. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2021.

“Sedangkan pada Maret 2022, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 24,07 persen. Artinya pengeluaran penduduk masih berada pada katagori tingkat ketimpangan rendah,” terang Slamet.

Sumber: BPS

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan dan bukan makanan).

Garis kemiskinan makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan (setara 2100 kkalori per kapita per hari)  Garis kemiskinan bukan makanan adalah nilai minimum pengeluaran untukü perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan pokok nonmakanan lainnya.  Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

“Selain itu BPS juga menggunakan data hasil  Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas),” kata Slamet.

Angka Kemiskinan Maret 2022 dipengaruhi oleh Fenomena Sosial Ekonomi, diantaranya Ekonomi Kalimantan Utara triwulan I-2022 terhadap triwulan I-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 4,53 persen (y-on-y).

PDRB Lapangan Usaha Pertanian pada triwulan I-2022 secara y o y tumbuh 5,96 persen. Selama periode September 2021-Maret 2022, angka inflasi umum tercatat sebesar 3,58 persen. Pada Februari 2022, Persentase setengah penganggur turun sebesar 5,30 persen poin, dan persentase pekerja paruh waktu turun sebesar 0,80 persen poin dibandingkan Februari 2021.

Menurut Slamet, Angka Kemiskinan Maret 2022 dipengaruhi oleh Fenomena Sosial Ekonomi,  berupa, pada Februari 2022, Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 4,62 persen. Turun 0,05 persen poin dibandingkan dengan Februari 2021. NTP Maret 2022 mengalami peningkatan sebesar 3,26 persen dibandingkan dengan NTP September 2021.

“Selain itu, produksi GKG (Gabah Kering Giling)  pada Maret 2022 sebesar 3.505,31 Ton. Jauh meningkat dibanding bulan September 2021 sebesar 1.198,11 Ton. Dikarenakan puncak panen padi terjadi di bulan Januari-Maret,” pungkasnya.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: