Maret 2022, Naiknya Harga Bahan Makanan dan Tiket Pesawat Dorong Inflasi di Balikpapan

Kantor Bank Indonesia Balikpapan.

BALIKPAPAN, NIAGA.ASIA– Setelah mengalami deflasi di bulan Februari 2022 sebesar 0,51% (mtm), bulan Maret ini, Balikpapan mengalami inflasi cukup signifikan, yakni 1,09%.

Secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 3,24% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional (2,64%-yoy), bahkan juga lebih tinggi dibandingkan angka  inflasi Provinsi Kalimantan Timur (2,86%-yoy). Inflasi tahunan Kota Balikpapan tersebut berada pada rentang target inflasi tahun 2022 sebesar 3,0%±1.

“Inflasi bulan Maret  disebabkan  adanya kenaikan harga barang pada kelompok makanan minuman dan tembakau yang memberikan andil 0,63% (mtm), serta harga harga minyak goreng  dalam kemasan seiring dengan dicabutnya Harga Eceran Tertinggi (HET) di pasaran,”  kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Bambang Setyo Pambudi dalam rilisnya yang diterima Niaga.Asia, hari ini, Sabtu (2/4/2022).

Inflasi juga didorong oleh naiknya harga ikan layang di tengah jumlah pasokan yang menurun. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga juga mengalami inflasi dengan andil 0,21% (mtm) yang didorong oleh kenaikan harga LPG.

Bambang juga mengungkapkan, mulai naiknya harga tiket pesawat, juga memberi andil pada inflasi sebesar 0,07% (mtm) di tengah meningkatnya mobilitas masyarakat pasca adanya pelonggaran peraturan bepergian.

“Inflasi juga disumbangkan oleh naiknya harga emas dipengaruhi kenaikan harga emas dunia sebagai aset safe haven akibat meningkatnya kondisi geopolitik di beberapa negara,” ujarnya.

Sementara harga beberapa komoditas makanan mengalami deflasi,  antara lain daging ayam ras, ketimun, kacang panjang, daun kemangi dan telur ayam ras di tengah pasokan yang masih memadai.

“Ke depan, beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi, diantaranya adalah kenaikan harga komoditas makanan di bulan Ramadhan dan jelang Idul Fitri,” kata Bambang.

Ia juga mengingatkan, kenaikan harga BBM non subsidi juga dapat memicu kenaikan harga berbagai komoditas sebab, biaya transportasi (BBM) terdorong naik. Resiko meningkatknya inflasi, semakin tinggi, karena tarif PPN yang sebelumnya 10%, mulai bulan ini, sudah jadi 11%. Semua itu  berisiko meningkatkan inflasi pada komoditas core dan administered price.

Pada akhir rilisnya, Bambang menegaskan, Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, serta memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap rendah dan stabil.

“Selain itu himbauan belanja bijak kepada masyarakat senantiasa disampaikan sebagai bagian dari komunikasi yang efektif,” pungkasnya.

Penulis : Kontributor Balikpapan Arif Fadillah | Editor : Intoniswan

Tag: