Marinir Menyisir Hingga Muara Sungai, Dua Korban Speedboat Belum Ditemukan

ma
Satgas Marinir Ambalat menyisir pinggiran muara sungai mencari dua penumpang speedboat yang belum ditemukan.

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Satgas Marinir TNI-AL yang bertugas di Ambalat, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yang bergabung dengan Basarnas Kaltim-Kaltara menyisir pantai hingga muara sungai dalam upaya menemukan dua korban speedboat yang bertabrakan di perairan Sebatik, 29 Juni lalu.

Dua korban hilang yang belum ditemukan adalah Celin Waton, anak-anak usia 4 tahun, perempuan dan motoris speedboat, Kamarul alias Along, warga Sebatik. Selain dua korban hilang yang  belum ditemukan hingga H+7 , lakalaut itu menyebabkan 8 orang meninggal, 14 lainnya selamat dengan luka-luka kecil.

Menurut Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kaltim-Kaltara, Gusti Anwar Mulyadi melalui Kepala Seksi Operasi, Octavianto, pencarian sepanjang Kamis (5/) dibagi dalam 2 tim, tim 1 bertugas menyisir seluruh perairan yang termasuk dalam search area, adapun tim 2 meliputi pesisir dan muara-muara disepanjang Pulau Sebatik bagian utara, timur dan barat. “Kami juga dibantu tim 3 pihak Konjen RI Tawau, Malaysia yang berkoordinasi dengan Ops SASR di wilayah Malaysia,” kata Octa.

Octa menerangkan, sebagaimana SOP yang diterapkan tiap pencarian orang hilang atau penyelamatan bencana, Basarnas ditugaskan selama 7 hari kerja, batasan waktu akan ditentukan lagi sesuai kondisi keadaan saat itu. Hingga pukul 16:00 Wita yim belum mengambil kesimpulan apakah kegiatan berlanjut dengan penambahan waktu . “Biasanya 7 hari, tapi kita lihat hasil koordinasi dengan semua pihak, apakah perlu penambahan waktu atau ditentikan hari ini,” sebutnya.

Pencarian korban speedboat sudah melibatkan banyak pihak sejak hari pertama, yaitu Pos Pencarian & Pertolongan Nunukan, Pos AL  Sei Pancang dan Sei Nyamuk, Sagasmar Garda Nusa, Satpolair, Puskemas Sei Nyamuk, FPTI Nunukan, PMI Nunukan, Dishub Nunukan, RSUD Nunukan, Polsek Sebatik, KPLP, Pengawas Perikanan, KKP Sebatik, warga, dan Keluarga Korban.

Kemudian dari SAR Malaysia di  Tawau, Sabah turut terlibat dalam pencarian,  Konsulat Jendral RI di  Tawau Malaysia, Polis Marin Malaysia,  APMM/Coastguard, ESS Comm, Angkatan Laut Diraja Malaysia, dan  PGA (Brimob-nya Malaysia).

Kasus di Balikpapan

                Sementara itu proses pencarian korban jatuh ke laut di Pelabuhan Semayang, Balikapapan hingga hari kedua, Kamis (5/7) juga belum membuahkan hasil meski Tim SAR sudah memperluas area pencarian.

Ridho adalah laki-laki berusia 22, warga Tempuran RT.002/005, Kelurahan Klepu, Kecamatan Krangan, Kabupaten emanggung, Jawa Tengah. “ Unsur SAR Gabungan telah melaksanakam Operasi SAR Sesuai Renops yg telah dibuat. Hasil masih nihil uuntuk  sementara. Operasi SAR di hentikan dan dilanjutkan besok pagi, Jumat (6/7),” kata Octa menjelaskan. Unsur yang tegabung di Tim SAR mencari Ridho berasal dari Rescuer Kantor Pencarian & Pertolongan Kelas A Balikpapan, KP3, KSOP, Pol Air, Lanal, Info Bencana, BPBD, dan Banda.

Ridho bekerja sebagai juru mudi di kapal Intan Daya 368. Saat terjatuh ke laut di depan Pelabuhan Semayang  memakai baju kaos merah dan  celana pendek biru. Korban dilaporkan terjatuh oleh Muhammad Zaini Nangcik (62) yang juga kapten kapal Intan Daya. (002/001)