Masyarakat Rasakan Manfaat Operasi Bibir Sumbing Gratis di RS Dirgahayu Samarinda

Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri (paling kiri) menyapa langsung salah satu pasien bibir sumbing di ruang perawatan Rumah Sakit Dirgahayu sebelum menjalani operasi. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Sebanyak sepuluh warga Samarinda, termasuk anak-anak dan dewasa muda, mendapatkan layanan operasi bibir sumbing secara gratis melalui program bakti sosial di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, Jumat (11/7)

Kegiatan ini merupakan kolaborasi strategis antara Yayasan Permata Sari Semarang, DPD Federasi Advokat Republik Indonesia (Ferari) Kalimantan Timur (Kaltim), dan Rumah Sakit Dirgahayu, dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kota Samarinda.

Salah satu pasien, Erian, pemuda berusia 23 tahun, menjadi salah satu penerima manfaat dalam kegiatan kemanusiaan ini. Ia mengaku bersyukur dan terbantu karena mendapatkan kesempatan menjalani operasi bibir sumbing yang selama ini belum sempat dilakukannya.

“Kegiatan ini cukup membantu, khususnya buat orang-orang yang kurang mampu atau yang selama ini ingin operasi tapi terkendala waktu atau biaya. Saya pribadi merasa sangat terbantu,” ujar Erian usai menjalani sejumlah prosedur dan menunggu giliran operasi.

Erian menceritakan bahwa dirinya mengetahui informasi operasi ini dari media sosial Rumah Sakit Dirgahayu. Proses pendaftaran dirasa sangat mudah dan prosesnya benar-benar tidak ribet.

Wakil Wali Kota Samarinda Saefuddin Zuhri bersama jajaran Rumah Sakit Dirgahayu, Yayasan Permata Sari Semarang, DPD Ferari Kaltim, serta tim medis dan relawan usai pembukaan kegiatan operasi bibir sumbing gratis, Jumat (11/7). (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

“Kita cukup menghubungi nomor WhatsApp yang tertera di media sosial RS Dirgahayu. Komunikasi sangat interaktif, kita diberi tahu jadwal medical check-up, lalu hari dan jam kedatangan. Saat saya datang, kamar sudah disediakan. Prosesnya simpel, cukup fotokopi KTP dan KK saja,” terangnya.

Erian menambahkan bahwa operasi yang akan ia jalani ini merupakan operasi bibir sumbing, bukan langit-langit mulut. Kondisi yang Erian alami sejak lahir ini tidak mengganggu fungsi suara secara signifikan, namun tetap saja berdampak secara fisik dan sosial.

“Jujur, saya cukup merasa nyaman, enggak ribet gimana-gimana pengurusannya. Terima kasih, semoga kegiatan positif serupa bisa terlaksana kembali agar makin banyak yang menerima manfaatnya,” jelasnya.

Dalam sambutannya saat membuka kegiatan secara resmi, Wakil Wali Kota Saefuddin Zuhri, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kolaborasi berbagai pihak yang telah memungkinkan terlaksananya kegiatan sosial ini.

“Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Yayasan Permata Sari Semarang, Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, serta DPD FERARI Kaltim atas inisiatif dan kerja sama yang luar biasa,” tuturnya.

Orang nomor dua di Samarinda tersebut pun menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk nyata sinergi antara pemerintah kota, organisasi profesi, yayasan sosial, dan juga institusi kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup warga.

“Bibir sumbing bukan hanya kelainan fisik, tetapi berdampak pada aspek psikologis dan sosial. Melalui operasi gratis ini, kita ingin mengembalikan fungsi mulut dan wajah anak-anak, agar mereka bisa tumbuh lebih percaya diri dan sehat,” paparnya.

Dengan mengangkat tema ‘Satu Senyum untuk Semua’, Saefuddin menyebut kegiatan ini sebagai upaya mewujudkan harapan baru bagi anak-anak Samarinda.

“Senyum adalah cerminan kebahagiaan dan kesehatan. Maka, hari ini kita berkomitmen untuk mewujudkan senyum itu bagi semua warga Samarinda,” sebutnya.

Di tempat yang sama, Ketua Yayasan Permata Sari Semarang Endang mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan keliling yang dilakukan yayasannya di seluruh Indonesia. Setelah dari Samarinda, tim akan melanjutkan ke Mamiri dan Labuan Bajo.

“Kita memang kerap keliling Indonesia atas undangan mitra-mitra lokal seperti Ferari ini. Di Samarinda ini, ada sekitar 15 pasien yang mendaftar, setelah melalui proses screening medis, rupanya hanya sekitar 10 orang saja yang dinyatakan siap menjalani operasi,” kata Endang.

Ia juga mengungkapkan kondisi pasien yang menyentuh hati. Salah satunya, seorang anak berusia 9 tahun yang belum berani sekolah karena merasa malu dengan kondisi bibir sumbing yang dideritanya.

“Kami berharap setelah ini dia bisa lebih percaya diri, sekolah, dan meraih masa depan yang lebih baik,” harapnya.

Tak hanya itu, ia juga membeberkan bahwa Yayasan Permata Sari Semarang membawa 2 dokter spesialis bedah plastik, yakni Parintosa Atmodiwirjo dan Erythrina Permata Sari, yang berasal dari Universitas Indonesia (UI) dan bertugas di RSCM serta RSUP Persahabatan.

Seluruh alat dan bahan medis berkualitas dibawa langsung oleh tim yayasan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pasien.

“Kami gunakan benang operasi yang dapat diserap, jadi pasien tidak perlu kontrol ulang untuk mencabut benang. Sebelum pulang, kami tetap visit dan pastikan kondisi pasien stabil,” bebernya.

Pada kesempatan itu, ia juga mengapresiasi peran Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda yang telah menyediakan fasilitas operasi dan ruang rawat inap yang sangat layak bagi para pasien.

“Rumah sakit ini menyediakan fasilitas dan tempat, kita merasa nyaman sekali,” ungkapnya.

Sementara, Ketua DPD Ferari Kaltim Paulinus Dugis, menegaskan bahwa keterlibatan Ferari bukan hanya dalam rangka seremonial saja, tetapi sebagai bagian dari komitmen sosial berkelanjutan.

“Tidak sampai di sini, Ferari rutin mengadakan kegiatan sosial lainnya seperti bantuan hukum gratis dan penyuluhan hukum. Memang kali ini kami mendukung Yayasan Permata Sari yang telah mendatangkan dokter terbaiknya dan alat-alat dari Semarang,” tegas Paulinus.

Menambahkan, Indriani selaku Direktur RS Dirgahayu Samarinda, menjelaskan bahwa pihak rumah sakit memang berperan sebagai pendukung fasilitas dan logistik.

“Kami siapkan ruangan operasi, rawat inap, bahkan dokter jaga bila diperlukan. Ruangan yang dipakai adalah ruangan One Day Care, biasanya digunakan untuk pasien yang hanya dirawat satu hari,” lanjut Indriani.

Pelayanan rumah sakit pun dirancang agar nyaman bagi pasien dan keluarga, termasuk pengurusan administrasi yang sederhana dan akses informasi yang mudah melalui media sosial.

Dukungan juga datang dari Ketua Yayasan Setia Budi Samarinda, Sr. Clara Saragih, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut.

“Kegiatan ini menyentuh sisi kemanusiaan. Dari rasa malu menjadi percaya diri, ini adalah bentuk nyata untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Kami sangat mendukung kolaborasi antara Yayasan Permata Sari, Ferari, dan RS Dirgahayu,” pungkasnya.

Lewat semangat kolaborasi dan pengabdian lintas sektor, ‘Satu Senyum untuk Semua’ bukan lagi sekadar slogan, tapi bukti nyata bahwa senyum bisa menjadi awal dari perubahan besar.

Dengan komitmen kuat dari semua pihak, Samarinda hari ini telah menegaskan bahwa senyum anak-anak tak boleh tertunda dan masa depan mereka harus dimulai tanpa rasa malu.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan

Tag: