Masyarakat Sumba Bangga Gunakan PLTS

Bersama Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins, Staff Ahli Lingkungan dan Perencanaan Tata Ruang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid A.N meresmikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat 95 kWp di Desa Mata Redi dan Desa Mata Woga, Kecamatan Katiku Kana, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur.  (Foto Kementerian ESDM)

SUMBA TENGAH.NIAGA.ASIA – Pembangunan PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat 95 kWp di Desa Mata Redi dan Desa Mata Woga, Kecamatan Katiku Kana, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur merupakan wujud komitmen Pemerintah Inggris dan Indonesia dalam menyediakan energi bersih yang rendah karbon dan ramah lingkungan bagi masyarakat.

Staff Ahli Lingkungan dan Perencanaan Tata Ruang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid AN mengatakan itu saat bersama Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins, meresmikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat 95 kWp di Desa Mata Redi dan Desa Mata Woga, Kecamatan Katiku Kana, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur.

“Kita semua patut bangga dan senang, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Inggris bersama-sama memiliki komitmen kemitraan dan dukungan yang kuat dalam upaya Pengembangan Energi Rendah Karbon dan Transisi Energi. Salah satunya melalui Program MENTARI ini, merupakan wujud komitmen dalam merealisasikan Nota Kesepahaman dan Implemented Agreement yang telah ditandatangani bersama tahun 2019 dan 2020 lalu,” ujar Wafid, Jumat (26/8).

Pembangunan PLTS Terpusat di Mata Redi dan Mata Woga ini menjadi hasil konkrit kerja sama Pemerintah Inggris dan Pemerintah Indonesia. Pembangunan PLTS ini menurut Wafid selaras dengan visi  Gubernur dan  Bupati menjadikan Pulau Sumba sebagai ikon pulau mandiri sumber listrik energi surya terbesar di Indonesia,

“Kita tidak bisa seterusnya bergantung kepada sumber energi fosil, melainkan harus cepat beralih ke sumber energi baru, rendah karbon dan ramah lingkungan dan kita sangat bersyukur, Pulau Sumba diberkati kekayaan sinar surya terbaik sepanjang tahun. Sumba memiliki potensi 20.000 MW, sangat besar untuk kita wujudkan menjadi Lumbung Energi Surya,” lanjut Wafid.

Listrik tidak hanya memberikan penerangan, tetapi juga kehidupan dan peradaban. Pemerintah pusat dan daerah akan terus berusaha hadir di tengah-tengah masyarakat untuk menyediakan energi, meningkatkan rasio elektrifikasi, membangun sumber-sumber pembangkit mandiri.

Kerja sama antar pemerintah untuk mewujudkan manfaat-manfaat ini dan memenuhi Kesepakatan Paris agar menjaga kenaikan suhu tidak lebih dari 1.5 derajat Celcius.

Program PLTS di Kecamatan Katiku Kana, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur berbiaya 240 miliar ini menerangi 243 rumah dan 13 fasilitas sosial. (Foto Kementerian ESDM)

Pemerintah Inggris merasa bangga dengan Program Kerjasama MENTARI yang dapat membantu mencapai hal tersebut. Masyarakat di Desa Mata Redi dan Mata Woga juga dapat berbangga hati karena menjadi bagian dari perubahan global menuju energi bersih dengan semua manfaatnya.

“Pemerintah Inggris merasa bangga karena menjadi bagian dari perjalanan Indonesia menuju transisi energi baru terbarukan melalui program MENTARI. Saya senang melihat kemajuan di lapangan yang menunjukan kerja sama yang hebat antara Indonesia dan Inggris, bekerja bersama untuk mencapai target transisi energi Indonesia,” ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins.

Pemerintah Inggris, lanjutnya, berkomitmen untuk terus memberikan dukungan kepada Indonesia untuk mewujudkan transisi berkeadilan sejalan dengan semangat Presidensi G20 ETWG (Energy Transition Working Group).

“Saya berharap proyek ini dapat dicontoh di daerah lainnya di Indonesia dan dunia, seiring dengan langkah kita bersama untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat”, ujar Owen.

Wakil Bupati Sumba Tengah Daniel Landa mengatakan, pembangunan PLTS di Desa Mata Redi dan Mata Woga ini merupakan proyek percontohan pertama program MENTARI yang didukung Pemerintah Indonesia dan Inggris dengan moto ” Mata Redi Terang, Sumba Tengah Terang”.

Program berbiaya 240 miliar ini menerangi 243 rumah dan 13 fasilitas sosial.

“PLTS selain menerangi juga mendorong pertumbuhan ekonomi rumah tangga yang inklusif dan pengentasan kemiskinan melalui pengembangan sektor energi baru terbarukkan yang bergerak diberbagai bidang yang dikelola oleh BUMDes Hali Dewa yang bertujuan meningkatkan ekonomi produktif dan membuka lapangan kerja masyarakat sekitar,”kata Daniel.

Daniel meminta masyarakat Sumba Tengah khususnya warga Desa Mata Redi. dan Desa Mata Woga dapat menjaga fasilitas PLTS yang ada sehingga pemanfaatannya sebagai pendorong roda perekonomian dapat berlangsung lama.

“Saya berharap agar kita sebagai masyarakat Sumba Tengah Kecamatan Katiku Tana khususnya warga Desa Mata Redi. dan Desa Mata Woga agar menjaga fasilitas yang ada dengan baik sehingga membawa perubahan yang signifikan dalam membangun ekonomi rumah tangga yang berdampak membawa perubahan kearah yang lebih baik karena hal ini adalah berkat yang patut disyukuri.”pinta Daniel.

Program Kerjasama Inggris – Indonesia bertajuk MENTARI (Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia), bekerjasama dengan komunitas dari Mata Redi dan Mata Woga serta Pemerintah Daerah Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan baterai untuk menyediakan akses energi bersih yang dapat diandalkan dan terjangkau untuk masyarakat.

Sebanyak 243 rumah tangga, 50 usaha mikro dan kecil serta 12 fasilitas umum akan mendapatkan akses listrik yang bersih, dapat diandalkan dan terjangkau dengan selesainya pembangunan PLTS ini.

PLTS ini juga akan membantu meningkatkan ekonomi lokal yang lebih produktif dan inklusif dengan memberdayakan usaha lokal dan meningkatkan hasil pertanian. Akses terhadap energi bersih juga akan membawa manfaat lainnya seperti tempat usaha dan fasilitas kesehatan dapat beroperasi lebih lama, menyediakan wadah pendingin untuk obat-obatan dan anak-anak bisa belajar lebih baik pada malam hari.

Sumber: Biro KLIK Kementerian ESDM | Editor: Intoniswan

Tag: