Masyarakat Tengarong Mulai Mengeluh Kotanya Rawan Banjir

Tenaggrong kini juga jadi kota rawan banjir. (Foto Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Masyarakat Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara mulai mengeluhkan kotanya rawan banjir. Sekarang apa bila turun hujan lebat dua jam, air sudah menggenangi badan jalan dan kawasan permukiman lebih kurang 50 centimeter, dan bila bersamaaan dengan air pasang, ketinggian air bisa 75-100 centimer.

“Masyarakat minta masalah banjir itu diatasi pemerintah, baik itu Pemerintah Kabupaten Kukar maupun Pemerintah Provinsi Kaltim,” kata anggota DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahri  Dapil Kukar pada Niaga.Asia, Kamis (05/11/2020) setelah menjalani reses dari tanggal 28 Oktober sampai 4 Nopember 2020.

Menurut Sarkowi, badan jalan yang terendam banjirdari tahun ke tahun juga semakin banyak, terutama badan jalan yang di pinggir sungai Mahakam dan sungai Tenggarong.

“Banjir sudah meluas hingga ke sekitar kawasan stadion lama, Rondong Demang,” ungkapnya.

Penyebab banjir, lanjut Sarkowi yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar ini, antara lain terjadinya pendangkalan sungai Tenggarong dan berkurangnya kawasan resapan air karena telah berubah fungsi menjadi kawasan permukiman.

“Tenggarong kini mirip Samarinda juga, turun hujan 2 jam, banjir sudah,” ujarnya.

Anggota Komisi III DPRD Kaltim Sarkowi V Zahri. (Foto : istimewa)

Penyebab lainnya, kata mantan wartawan ini, saluran air atau drainase yang pernah dibuat di kawasan permukiman, ukurannya tak begitu lebar dan kondisinya juga mengalami pendangkalan.

“Masyarakat saat menyampaikan aspirasinya, memohon pemerintah menyegerakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan banjir di Tenggarong,” kata Sarkowi.

Sungai Tenggarong membelah kota Tenggarong. Sungai yang diulunya ini ada kegiatan tambang batubara sudah puluhan tahun menampung singkapan lahan yang dibuka untuk diambil batubaranya, baik oleh PT Tanto Harum maupun PT Multi Harapan Utama.(001)

Tag: