Meningkatkan Kualitas Pemilukada Lebih Penting dari Memikirkan Angka Partisipasi

a
FDG “Evaluasi Partisipasi Masyarakat dalam Pilgub Kaltim Tahun 2018” di Samarinda, Senin (22/10/2018) diselenggarakan KPU Kaltim. (Foto Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Meningkatkan kualitas Pemilukada (Pemilihan Kepala Daerah) lebih penting daripada memikirkan angka partisipasi pemilih sebab, Pemilukada yang bersih jauh lebih urgen dari sekedar menghitung pemilih yang menggunakan hak pilih.

Hal itu dikatakan Wartawan Utama sekaligus Pemimpin Redaksi Media Online Niaga.Asia, Intoniswan ketika menjadi nara sumber di Forum Diskusi Grup  bertajuk “Evaluasi Partisipasi Masyarakat dalam Pilgub Kaltim Tahun 2018” yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim di Samarinda, Senin (22/10/2018.

Menurut Into, panggilan sehari-hari Intoniswan, dari 3 kali Pilgub di Kaltim angka partisipasi pemilih ada dikisaran 60% dan Golput 40%. Misalnya di Putaran I Pilgub Kaltim Tahun 2008 yang dilaksanakan 26 Mei 2008, jumlah pemilih terdaftar  sebanyak 2.301.000. Angka partisipasi pemilih 64,1% dan Golput 35,9%.

Saat itu ada 4 Paslon Gubernur yan menjadi peserta Pilgub  dengan perolehan suara yakni H Awang Faroek Ishak-H Farid Wadjdy (426.325) 28,90%, H Achmad Amins-H Hadi Mulyadi (396.784) 26,90%, Jusuf SK-Luther Kombong (371.229) 25,16%, dan H Nusyirwan Ismail-Heru Bambang (280.949) 19,04%.

Kemudian di Putaran II dengan peserta Pilgub 2 Paslon angka partisipasi  turun menjadi 57,1% dan angka Golput 42,9%. Waktu itu H Awang Faroek Ishak-H Farid Wadjdy memperoleh suara  (426.325) 28,90% dan  H Achmad Amins-H Hadi Mulyadi (396.784) 26,90%.

Di pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim Tahun 2013 yang dilaksanakan tanggal 10 September 2013 dengan peserta 3 Paslon, jumlah pemilih terdaftar 2.795.821, angka partisipasi pemilih turun ke angka 55,8 persen dan Golput naik menjadi 44,2%. Saat itu Paslon H Awang Faroek Ishak-HM Mukmin Faisyal HP  yang dicalonkan Partai Golkar- Demokrat-PKB-PKS-Hanura-PBB-Patriot-PDK-PDS- dan PKPI memperoleh suara  644.887 (43,02%),  H Farid Wadjdy-HA Sofyan Alex  (PDI-P dan PPP) memperoleh suara 308.572 (20,58%), dan H Imdaad Hamid-H Ipong Muchlisoni (Independen) mendapatkan suara 545.638 (36,40%).

a
Peserta FDG “Evaluasi Partisipasi Masyarakat dalam Pilgub Kaltim Tahun 2018”  dari kalangan jurnalis di Samarinda, Senin (22/10/2018) diselenggarakan KPU Kaltim. (Foto Niaga.Asia)

Terakhir di Pilgub Kaltim Tahun 2018 yang dilaksanakan tanggal 27 Juni 2018 dari jumlah pemilih terdaftar sebanyak 2.378.411, pemilih yang menggunakan hak pilih dengan benar sebesar 59,16 dan Golput 40,84%. Sedangkan perolehan 4 Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim perolehan suaranya H Andi Sofyan Hasdam-H Rizal Effendi  (228.166) atau 21,62% (Golkar-Nasdem 17), H Syaharie Jaang-H Awang Ferdian Hidayat (302.987) atau 22,73% (Demokrat-PKB-PPP 11), H Isran Noor-H Hadi Mulyadi  (417.711) atau 31,33% (Gerindra-PKS-PAN 14), dan H Rusmadi-H Syarifuddin  (324.226) atau 24,32% (PDI-P dan Hanura (14).

Diterangkan Into, target KPU agar angka partisipasi di Pilgub Kaltim mencapai 75% dan Golput hanya 25% tidak tercapai karena banyak faktor, antara lain faktor ketidakpercayaan masyarakat terhadap proses pemilihan berlangsung bersih, tanpa kecurangan, tanpa money politik, serta faktor ketidakpercayaan pemilih terhadap partai pengusung maupun paslon itu sendiri. “Kita tidak bisa mengabaikan asumsi publik yang mengatakan meski dia golput yang memang tetap paslon X,” ujarnya.

Dari itu yang penting dilakukan KPU-Bawaslu agar golput berkurang bukan membujuk-bujuk masyarakat yang tak menggunakan hak pilih (golput) tapi memastikan pemilihan berlangsung bersih dari pelanggaran dan money politik, serta intimidasi. “Itu yang lebih penting,” kata Into. Kemudian, perlu juga Parpol melakukan instropeksi sehingga tingkat kepercayaan masyarakat bisa meningkatkan. “Golput tinggi karena faktor ketidakpercayaan pemilih terhadap parpol dan calonnya,” tambahnya. Into yakin apabila tampilan parpol dan calon yang diusungnya di Pemilukada maupun Pileg lebih baik dan berkualitas, meyakinkan, bisa dipercaya angka partisipasi pemilih di Pemilu apa saja akan meningkat dengan sendirinya. (001)