Menlu: Kemitraan dengan Eropa Akan Percepat Pemulihan Ekonomi

Indonesia-Europe Business Forum, Selasa (1/3/2022) .

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Menlu Retno Marsudi menegaskan pentingnya kemitraan RI – Eropa  dalam mempercepat pemulihan ekonomi. Ada tiga prioritas kerja sama yaitu kemitraan yang mendukung peran Indonesia dalam rantai pasok kesehatan dan sebagai hub dalam produksi farmasi dan vaksin di Kawasan; transformasi digital; dan percepatan transisi energi.

Hal tersebut disampaikan Menlu  pada saat membuka Indonesia-Europe Business Forum (IEBF), Selasa (1/3/2022) . Turut hadir dan memberikan sambutan dalam IEBF adalah Menko Perekonomian, Wakil Menteri BUMN I, Wakil Menteri Luar Negeri dan Ketua KADIN.

Menlu Retno menegaskan IEBF sebagai platform penguatan kemitraan menuju pemulihan ekonomi yang lebih kuat yang perlu didukung pendanaan yang memadai, alih teknologi, keahlian dan digitalisasi. Kolaborasi dengan mitra-mitra di Eropa menjadi kunci penting untuk mencapai target tersebut.

“Namun, perlu diingat pentingnya menghindari kebijakan diskriminatif yang mengatasnamakan isu lingkungan,” ujarnya.

IEBF yang mengambil tema Enhancing Partnership for Stronger Economic Recovery dimaksudkan untuk mendorong kerja sama ekonomi khususnya bidang kerja sama yang menjadi prioritas diplomasi Indonesia dan prioritas Keketuaan Indonesia di G20, yaitu kerja sama bidang kesehatan dan pemajuan peran industri farmasi, transisi energi, serta penguatan rantai pasokan dunia.

Dirjen Amerika dan Eropa Kemlu, Ngurah Swajaya menyebutkan bahwa IEBF ditujukan untuk mempertemukan pelaku bisnis termasuk melalui pertemuan b-to-b, pejabat pemerintah, dan pemangku kepentingan guna mengoptimalkan potensi bisnis dan meningkatkan arus investasi dan ekspor Indonesia ke negara-negara Eropa Barat, Tengah, dan Selatan.

“IEBF diselenggarakan untuk melengkapi forum bisnis yang telah digagas Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa yaitu Indonesia-Latin America Businness Forum (INALAC) dan Indonesia – Central and Eastern Europe Business Forum (INACEE),” katanya.

Dirjen Ngurah juga menekankan pentingnya platform INA Access sebagai solusi digital untuk mempromosikan produk, proyek investasi dan pariwisata Indonesia. Platform tersebut khususnya dimaksudkan untuk membantu eksportir Indonesia melakukan kontak bisnis dengan mitra Eropa dan melakukan penetrasi pasar.

IEBF mencatat potensi transaksi perdagangan senilai USD 57,2 juta, termasuk USD 6,8 juta yang sudah terealisasikan. Selain itu, IEBF juga dimanfaatkan untuk mendorong realisasi potensi investasi sejak semester II 2021 sebesar USD 22,38 milyar dari di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, industri, hospitality, manufaktur, makanan dan minuman, jasa, pertambangan, perumahan, dan infrastruktur.

Pada kesempatan IEBF, juga telah ditandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) mengenai Jaminan Produk Halal antara Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama dengan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria.

MoU ini menjadi terobosan untuk memperluas akses produk halal Indonesia ke Hongaria dan negara Uni Eropa lainnya, sekaligus mendukung transfer pengalaman dan kapasitas mengenai pemeriksaan produk halal di Hongaria.

Forum Bisnis IEBF melibatkan panelis dan lebih dari 650 peserta yang mewakili perusahaan dan investor di bidang farmasi dan energi pada tingkat nasional dan global, serta kalangan eksportir dan importir.

IEBF terlaksana dengan dukungan Kemenko Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Kesehatan, Kementerian ESDM, Kadin RI, Europe Chamber of Commerce di Indonesia dan Indonesia Business Partner.

Sumber: Kemlu RI​ | Editor : Intoniswan

Tag: