Menristek BRIN: Ventilator Portabel Karya Anak Bangsa Sedang Diuji Kemenkes

Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro yang didampingi Kepala BPPT Hammam Riza usai bertemu Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Senin (6/4). (Foto BNPB)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan bahwa ventilator portabel buatan anak bangsa sedang diuji di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Ventilator portabel tersebut dibuat di bawah kendali Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai salah satu anggota dari BRIN.

“Satu alat kesehatan lagi yang sangat krusial dalam penanganan Covid-19 adalah ventilator,” ujar Menristek BRIN Bambang Brodjonegoro yang didampingi Kepala BPPT Hammam Riza usai bertemu Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Senin (6/4).

Seiring dengan banyaknya pasien COVID-19, keberadaan ventilator sangat dibutuhkan dalam jumlah besar untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit.

“Kita berupaya membuat ventilator dalam negeri dan tim dipimpin BPPT sudah sampai pada tahap membuat portabel ventilator yang sudah diuji di antara dokter, saat ini sedang diuji Kemenkes. Sehabis ini, diuji di RS,” katanya.

Sehingga dalam hal ini diharapkan semoga dalam waktu dua minggu lagi ventilator portabel tersebut segera bisa diproduksi dalam jumlah yang besar.

“Paling tidak membantu untuk pasien yang non-ICU (intensive care unit) yang membutuhkan bantuan ventilator,” katanya.

Selain itu, Bambang menyampaikan bahwa ventilator portabel tersebut hampir semuanya menggunakan komponen lokal.

“Yang terpenting, TKDN (tingkat komponen dalam negeri) dari ventilator ini hampir 100 persen,” pungkas Menristek.

Bentuk Konsorsium Riset

                Pada bagian lain Menristek mengungkapkan bahwa telah membentuk konsorsium riset teknologi untuk penanganan COVID-19. Konsorsium tersebut beranggotakan lembaga-lembaga penelitian yang ada di bawah koordinasi Kemristek seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia, serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Litbangkes).

Konsorsium tersebut juga melibatkan sektor dunia usaha khususnya Badan Usaha Milik Negara, perusahaan swasta, dan perusahaan rintisan (start up) di bidang teknologi kesehatan yang diajak untuk membantu dalam memproduksi berbagai produk.

“Dari konsorsium tersebut kami menyusun rencana kerja yang difokuskan dalam rangka membantu mencegah, mendeteksi dan merespon secara cepat penyakit COVID-19 melalui riset dan inovasi di bidang pencegahan seperti vaksin dan suplemen, kemudian skrining, diagnosis, pengobatan, dan teknologi alat kesehatan terkait COVID-19,” kata Menristek Bambang Brodjonegoro.

Adapun Konsorsium memiliki skala prioritas jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Jangka pendek yaitu meningkatkan imunitas tubuh terutama penelitian yang terkait dengan tanaman herbal serta pengembangan Alat Pelindung Diri.

Di dalam jangka pendek tersebut, Konsorsium akan segera menyerahkan kepada BNPB dalam mendukung kegiatan rumah sakit dan fasilitas kesehatan yaitu 4.000 botol pencuci tangan berbentuk gel (gel hand sanitizer) serta 10 unit mobile hand washer berkapasitas 300 liter.

Selain itu, LIPI sedang melakukan pelatihan tenaga laboratorium untuk penanganan COVID-19, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melakukan broadcast message terkait physical distancing, dan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) akan menyediakan wisma tamu berkapasitas 100 kamar untuk para tenaga medis khususnya yang berada di kota Tangerang Selatan.

Kemudian untuk jangka menengah, kata Menristek, Konsorsium akan fokus pada penyediaan peralatan tes cepat (rapid test kit) baik yang bersifat deteksi awal maupun deteksi akhir, pengembangan suplemen, multivitamin, immune modulator dari berbagai tanaman Indonesia serta pengembangan robot layanan smart infusion palm, pengembangan ventilator serta pengembangan lainnya.

Lalu jangka panjang, kata Bambang, Konsorsium harus mencari dan mengembangkan vaksin dari COVID-19.

Di dalam mendanai kegiatan itu, Kemristek melakukan sesuai instruksi Presiden yaitu realokasi belanja barang dari Kemristek. ”Khusus untuk penelitian besarnya Rp 38 miliar, untuk berbagai aktivitas yang disebutkan tadi. Tentunya ini masih tahap awal dan nanti akan berkembang sesuai kebutuhan,” pungkas Bambang. (*/001)

Tag: