Mensos dan Ketua PBNU ke Samarinda, Seno Aji: Buka Peluang Bangun Kerja Sama

Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji sambut Menteri Sosial Syaifullah Yusuf dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf di Bandara Aji Pengeran Tumenggung Pranoto (Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kunjungan Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, disambut hangat Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji. Kehadiran keduanya membuka peluang membangun kerja sama antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat ke depannya.

Seno menjelaskan, kehadiran Ketua PBNU ni dalam rangka menghadiri pelantikan dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), di Pendopo Odah Etam, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim.

“Selamat datang di Samarinda, Pak Menteri, Gus Yahya. Senang rasanya bisa menyambut langsung tamu-tamu kehormatan di Kaltim,” kata Seno Aji di Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Samarinda, Sabtu 10 Mei 2025.

Sedangkan, kehadiran Menteri Saifullah Yusuf sendiri dalam rangka menghadiri dialog pilar-pilar sosial di Olah Bebaya Pemprov Kaltim.

Dengan hadirnya dua pengurus pusat ini, Seno berharap ke depannya dapat terjalin sinergi antara Pemerintah Provinsi Kaltim, Pemerintah Pusat dan Organisasi Keagamaan.

“Sejauh ini kolaborasi Pemerintah Daerah dengan PBNU Pusat dari awal kami memang sangat kuat,” terang Seno.

Kolaborasi yang akan diperkuat ke depannya dengan organisasi Islam NU ini, antara lain di sektor pertanian dan UMKM.

“Mereka aktif di bidang pertanian dan UMKM, maka kita akan kolaborasi dengan daerah nantinya,” tegasnya.

Menurut Seno, NU bukan sekadar mitra strategis, tapi juga bagian dari denyut sosial yang mengakar kuat di masyarakat Kaltim.

“Mereka dekat dengan kami, dan kami punya komitmen kuat untuk membesarkan Nahdlatul Ulama, khususnya Muslimat NU,” jelas Seno.

Sementara, Ketua Umum PB NU Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa Muslimat NU mempunyai peran penting dalam membangun kualitas perempuan dan ketahanan keluarga.

“Kita punya prinsip bahwa menuntut ilmu, mengembangkan kapasitas diri itu wajib bagi laki-laki maupun perempuan. Maka, perempuan tidak boleh ada batasan dalam mengembangkan kapasitas dirinya,” kata Yahya.

Selain itu, Yahya juga mengingatkan pentingnya menjaga khitmah atau pengabdian dalam NU, agar tetap berada pada visi dan misi organisasi NU tersebut.

“Terpenting kita tidak boleh keluar dari visi pendiri NU. Kita bertanggung jawab memberikan pelayanan kepada jamaah,” ujarnya

Pelayanan yang perlu diperkuat antara pemerintah pusat dan organisasi NU, adalah pelayanan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Pelayanan itu bisa berupa kesehatan, pendidikan, hingga ketahanan keluarga,” demikian Syaifullah Yusuf

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: