Menyamar, Kasat Reskoba Ikut Antre Beli Sabu di Pasar Segiri

Pers rilis kasus sabu di Pasar Segiri Samarinda, di Mapolres Kutai Kartanegara, Rabu (3/7). (foto : Niaga Asia)

TENGGARONG.NIAGA.ASIA – Polres Kutai Kartanegara, membongkar bisnis sabu di Pasar Segiri, di Samarinda. Tidak kurang 1.000 poket terjual habis, dan nilai transaksi mencapai rata-rata Rp 225 juta tiap harinya. Pola penjualan di areal lapak dagang ayam di dalam pasar tergolong sangat rapi.

Dari pengakuan Sarif (27), yang kini meringkuk di penjara Polres Kukar, penjualan sabu dilakukan 24 jam setiap hari selama sebulan terakhir ini. Ada 3 shift waktu penjualan. Masing-masing dari jam 08.00-16.00, jam 16.00-24.00 dan jam 24.00-08.00.

Jual beli sabu di dalam Pasar Segiri, memang bukan hal baru lagi. Bahkan, Pasar Segiri sempat dicap sarang narkoba. Tidak hanya kepolisian, BNN pun ikut membongkar bisnis haram itu, di dalam areal pasar.

Kali ini, polisi harus ekstra hati-hati. Setelah memastikan Sarif ada di areal lapak dagang ayam, petugas mengatur strategi. Rian, pengedar sabu yang sebelumnya ditangkap di kawasan Jalan Pangeran Suryanata jadi pengumpan.

Diketahui, pengedar sabu di Pasar Segiri itu, alergi melihat kendaraan bernomor polisi Kutai Kartanegara. Melalui penyamaran, akhirnya petugas yang menyamar bisa masuk ke areal terlarang itu.

“Motor parkir pun, dijaga tukang parkir yang sebenarnya satu jaringan dengan pengedar. Kalau berboncengan, cuma 1 orang yang dikenal yang boleh masuk ke loket lapak. Jadi, 1 orang menunggu,” kata Kasat Reskoba Polres Kutai Kartanegara Iptu Romi, di kantornya, Rabu (3/7).

Akhirnya, 3 personel Satreskoba Polres Kukar yang menyamar, berhasil ikut antre membeli sabu di lapak Sarif, setelah melalui banyak mata-mata di akses jalan dalam pasar, yang mengawasi calon pembeli. “Banyak yang antre beli. Saya sendiri ikut antre, di urutan antrean ketujuh,” ujar Romi.

Penyamaran berhasil, hingga akhirnya menangkap Sarif, yang memang menjual barang haram itu dengan cara terbuka dengan pembelinya. “Memang ada 3 shift, saya shift kedua. Jadi, saya dikasih (bandar) 500 poket, dan jelang jam 12 malam itu tersisa 13 poket sabu harganya Rp 150 ribu per poket. Iya, setiap hari ada 1.500 poket dijual terbagi 3 shift,” kata Sarif, warga Sulawesi yang merantau di Samarinda itu. (006)