Milad ke-116 Muhammadiyah dan ke-108 Aisyiyah: Semangat Dakwah Muhammadiyah Tidak Hanya Bersifat Keagamaan Semata

Sekretaris komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi Foto bersama dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Sekdaprov kaltim, Sri Wahyuni, Walikota Samarinda, Andi Harun, Wakil Walikota Balikpapan, Bagus Susetyo dan Pengurus Muhammadiyah Kaltim. Foto : Nai Niaga.Asia

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah/Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, menekankan pentingnya ummat memahami semangat dakwah Muhammadiyah sebagai gerakan yang tidak hanya bersifat keagamaan semata, namun juga membawa misi kemanusiaan dan kebangsaan.

Hal itu disampaikan Abdul Mu’ti  pada Peringatan Milad ke-116 Muhammadiyah dan ke-108 ‘Aisyiyah di Kalimantan Timur berlangsung meriah dan penuh makna. Acara resepsi yang digelar di Gedung Lamin Etam, Kompleks Rumah Jabatan Gubernur Kalimantan Timur, Sabtu (14/6/2025).

Ia menyampaikan bahwa peringatan milad kali ini menjadi ajang refleksi bagi seluruh kader Muhammadiyah untuk memperluas peran sosial dan kontribusi terhadap pembangunan bangsa.

“Dua kalender yang kita gunakan, Hijriyah dan Masehi, keduanya adalah sistem ciptaan Allah. Al-Qur’an menyebutkan bahwa bulan dan matahari adalah makhluk Allah yang ditundukkan untuk manusia, termasuk dalam perhitungan waktu,” ujar Abdul Mu’ti  dalam sambutannya.

Menurutnya, kalender Masehi yang berbasis matahari lebih relevan untuk sistem sosial dan administrasi seperti pendidikan dan pekerjaan, sementara kalender Hijriyah menjadi rujukan utama dalam pelaksanaan ibadah. Keduanya bisa dimanfaatkan sesuai konteks dan kebutuhan umat.

“Tidak masalah kita memperingati milad berdasarkan tahun Hijriyah atau Masehi. Yang penting bukan pada angka tahunnya, tetapi bagaimana semangat milad menjadi refleksi untuk berbuat lebih baik,” tambahnya.

Mu’ti juga mengangkat filosofi dari Anggaran Dasar Muhammadiyah yang menyebutkan dua tujuan utama dakwah Muhammadiyah: pertama, mengantarkan anggota persyarikatan menuju surga, dan kedua, menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang berkemajuan.

“Muhammadiyah tidak hanya memikirkan keselamatan individu secara spiritual, tapi juga keselamatan sosial dan masa depan bangsa. Maka gerak dakwah kita harus relevan dengan kondisi masyarakat dan negara,” tegasnya.

Bawa nilai-nilai dakwah

Sementara itu, Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Darlis Pattalongi, yang juga kader Muhammadiyah, menyambut hangat dan mengapresiasi kehadiran tokoh nasional Prof. Abdul Mu’ti dan dalam momentum istimewa ini.

“Bagi kami, milad bukan sekadar seremoni tahunan. Ini adalah momen muhasabah—merenungkan, mengevaluasi, dan mengoreksi apa yang sudah dilakukan Muhammadiyah untuk Kalimantan Timur,” ujar Darlis.

Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah harus terus membenahi diri secara internal agar dapat memberikan sumbangsih yang lebih besar kepada masyarakat dan pemerintah daerah.

Menurutnya, keberadaan amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi telah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kalimantan Timur.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap kader Muhammadiyah baik yang berada dalam struktur maupun yang berkiprah di luar Muhammadiyah, seperti pengusaha, dosen, politisi, dan profesi lainnya terus membawa nilai-nilai dakwah dalam peran mereka masing-masing,” katanya.

Lebih lanjut Darlis mengajak seluruh kader untuk menjadikan milad ini sebagai tonggak baru untuk membumikan Islam yang berkemajuan, toleran, dan solutif.

“Kita perlu meluaskan cakrawala dakwah, dari masjid ke ruang publik, dari majelis ke lembaga negara, dari pesantren ke perusahaan. Muhammadiyah harus hadir di mana pun umat manusia membutuhkan cahaya pencerahan,” pungkasnya.

Penulis : Nai | Editor : Intoniswan

Tag: