Miris, Ruang SDN 013 Sembakung Disekat Triplek Jadi Dua Kelas

Ruang kelas SDN 013 Sembakung disekat menggunakan triplek. (istimewa/niaga.asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Sekolah Dasar Negeri (SDN) 013 Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, melaksanakan pendidikan dalam ruang terbatas karena adanya penyekatan dinding Ruang Kelas Belajar (RKB) menjadi dua kelas dalam satu ruangan.

Kepala SDN 013 Sembakung Lango Lukas mengatakan, SDN 013 yang berada di Desa Butas Bagu dibangun tahun 2018 oleh Pemkab Nunukan sebagai pengganti dari relokasi SDN 008, yang tidak lagi difungsikan karena sering terendam banjir.

“SDN 013 sembakung hanya memiliki 3 ruangan. Dua ruang untuk RKB, dan satu ruang difungsikan untuk kantor guru,” kata Lango Lukas kepada niaga.asia, Kamis 25 Juli 2024.

Dengan hanya memiliki 3 ruangan, kegiatan belajar dan mengajar pada murid menjadi terganggu, karena pihak sekolah mengambil kebijakan untuk menyekat tiap ruang kelas menggunakan triplek, agar dalam satu ruang menjadi 2 kelas belajar.

Berkaitan itu, tidak jarang suara ribut ruang kelas satu terdengar ke ruang kelas dua. Bahkan terkadang dinding penyekat dari triplek dipukul-pukul oleh murid, sehingga sangat mengganggu ketenangan belajar.

“Namanya triplek kalau dipukul-pukul pasti mengeluarkan suara. Nah anak-anak suka memukul dinding penyekat. Makanya sering berisik mengganggu belajar,” ujar Lango.

Dua RKB yang disekat menjadi 4 kelas digunakan untuk kelas I sampai kelas IV. Sedangkan siswa kelas V dan VI dengan terpaksa melaksanakan pendidikan di ruang guru, karena tidak lagi memiliki ruang lainnya.

Penggabungan kegiatan belajar kelas V dan VI di ruang guru, telah disampaikan kepada anggota DPRD Nunukan perwakilan Sembakung, dan juga ke Dinas Pendidikan Nunukan, sebagai gambaran bahwa sekolah sangat kekurangan RKB.

“Kami sudah bingung bagaimana cara mengatasi anak-anak belajar. Makanya biar proses belajarnya aman, kita sekat dinding kelas dan sebagian lagi belajar di ruang guru,” jelas Lukas.

Masih disampaikan Lango, pihak sekolah sempat mendapat angin segar ketika menerima kunjungan tim peninjau dari Provinsi Kalimantan Utara, terkait rencana pembangunan gedung baru di tahun 2022 – 2023. Namun rencana itu tidak kunjung terealisasi.

“Mereka bilang pembangunan sekolah di Kecamatan Lumbis dulu, setelah itu ke Sembakung. Tapi sampai sekarang tidak juga dibangunkan sekolah,” sebut Lukas.

Gedung SDN 013 Sembakung memiliki luas bangunan sekitar 30 meter x 9 meter, dan memiliki tiga ruangan. Dengan minimnya RKB, banyak dari orang tua murid terpaksa memindahkan anaknya ke sekolah lain, karena merasa tidak nyaman dengan kondisi begitu.

Pascakepindahan sebagian murid, SDN 013 Sembakung hanya menyisakan 60 siswa dari kelas I sampai kelas VI. Padahal sebelumnya sekolah itu menampung anak-anak dari dua desa, yakni Desa Butas Bagu dan Desa Labuk.

“Jarak sekolah lama SDN 008 yang tidak difungsikan lagi, ke bangunan sekolah SDN 013 Sembakung sekitar 8 kilometer,” terang Lukas.

Meski keterbatasan fasilitas pendidikan, Lukas meminta guru-guru tetap melaksanakan pendidikan dengan baik, dan semaksimal mungkin menciptakan ketenangan di ruang kelas agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas lainnya.

Begitu pula pelaksanaan belajar kelas V dan VI di ruang guru, diupayakan senyaman mungkin, meskipun terkadang terdengar suara murid sedikit mengganggu pekerjaan di ruang guru.

“Kami memiliki 3 orang guru berstatus PNS dan 5 orang guru honorer. Ruangan kami hanya disekat triplek dengan ruang belajar siswa,” demikian Lango Lukas.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Saud Rosadi

Tag: