Modus Jual Ayam, Rumah Bangsal di Samarinda Ternyata Jualan Sabu

Alat isap sabu atau bong ditemukan di sekitar kandang ayam, di rumah bangsal yang digerebek BNN Kota Samarinda, Rabu (11/9) siang. (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Ada saja modus pengedar sabu mengelabui warga dan petugas. Seperti yang dilakukan BNN Kota Samarinda siang tadi, membongkar praktik jual beli sabu di sebuah rumah bangsal, kawasan Jalan KH Hasan Basri I. Lima orang digelandang ke markas BNN kota Samarinda di Jalan Anggur.

Penggerebekan dilakukan sekira pukul 14.45 Wita. Petugas menyasar salah satu rumah bangsal di RT 20. Sekilas, tidak ada yang mencurigakan dari rumah itu. Sebab, terlihat kandang berisi ayam yang dijual.

Lima orang di depan rumah itu, lebih dulu diamankan. Mereka diduga kurir dan pembeli sabu. Selain itu, petugas lainnya masuk ke dalam rumah bangsal, dan melakukan penggeledahan.

Diketahui, ada lorong kecil di samping kanan rumah bangsal itu, menuju ke loket penjualan sabu. Loket itu baru saja dibangun, dilihat dari dinding yang terbuat dari papan kayu baru, dan juga atap seng juga masih baru.

Loket jualan sabu dengan akses jalan ke belakang rumah menuju Sungai Karang Mumus (Foto : Niaga Asia)

Lantaran lokasinya yang berada di dekat sungai karang mumus (SKM) loket itu juga menyediakan akses jalan kabur menuju ke sungai, apabila terendus petugas BNN maupun kepolisian.

“Modusnya jualan ayam. Di loket ini, ada ada akses jalan dari loket ke sungai buat kabur,” kata Kasi Berantas BNN Kota Samarinda Kompol Risnoto, di lokasi, Rabu (11/9).

Selain menemukan barang bukti alat isap sabu atau bong, petugas juga menyita 2 bungkus sabu, dengan harga Rp 100 ribu per bungkus paket hemat. “Iya kemungkinan ada yang kabur lewat belakang. Karena waktu kita masuk, rumah itu sudah kosong,” sebut Risnoto.

Penangkapan 5 terduga pengedar dan pembeli sabu, dinilai pengedar sabu terus saja berusaha menjual barang haram itu, meski berdiri posko Bersih Narkoba, di Pasar Segiri. Caranya, dengan menyewa rumah warga yang berada tidak jauh dari Pasar Segiri.

“Ada yang mengawasi pakai radio HT (Handy Talky), untuk mengawasi keluar masuk orang. Jadi, jual beli ini terbilang rapi dan terencana,” kata Kepala BNN Kota Samarinda AKBP Siti Zaekomsyah, ditemui di kantor, Jalan Anggur. (006)