Motif Pembunuhan Kacab BRI, Korban Menolak Memindahkan Uang di Rekening Dormant

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Wira Satya Putra, dalam konferensi pers, Selasa (16/9/25). (Foto Humas Polri/Niaga.Asia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Polda Metro Jaya mengungkap motif di balik penculikan berujung pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih, MIP (37). Penculikan ini dilakukan oleh 18 tersangka.

“Motif daripada pelaku melakukan perbuatan, para tersangka berencana melakukan pemindahan uang dari rekening dormant (tidak aktif/pasif) ke rekening penampungan yang telah disiapkan,” jelas Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Wira Satya Putra, dalam konferensi pers, Selasa (16/9/25).

Para tersangka tersebut adalah C alias K, DH, AAM, JP, E, REH, JRS, AT, EWB, MU, DSD, AW, EWH, RS, dan AS, serta Kopda FH, Serka N, dari kesatuan Kopassus. Selain itu, ada satu buron berinisial EG yang masih dilakukan pengejaran. Para tersangka ini dibagi menjadi empat klaster yaitu otak perencana, eksekutor penculikan, eksekutor penganiayaan, dan tim surveilans/pembuntutan korban.

Terkait dengan satu buron, Kombes Pol. Wira menyampaikan, perannya adalah membuntuti korban. Polda Metro Jaya pun memperlihatkan peran DPO tersebut. EG perannya sebagai tim, masuk kategori klaster 4, yaitu ikut membuntuti korban, ungkapnya.

Dua anggota TNI terlibat

Dalam kesempatan yang sama, Danpuspom Jaya Kolonel CPM Donny Agus Priyanto menyatakan terdapat dua anggota TNI yang terlibat penculikan Kacab BRI Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37). Mereka adalah Sersan Kepala (Serka) N dan Kopral Dua (Kopda) FH.

Ia menjelaskan, Serka N berperan sebagai penghubung antara otak penculikan berinisial JP dengan Kopda FH. Tersangka tersebut yang pertama kali menawarkan pekerjaan ini dengan imbalan uang.

“Pada tanggal 18 Agustus 2025. Serka N menelepon Kopda F,nini juga merupakan oknum Angkatan Darat untuk meminta Kopda F membantu melaksanakan kegiatan penjemputan terhadap seseorang yang diminta DH,” jelas Kolonel COM Donny.

Lebih lanjut ia menyampaikan, untuk Kopda FH berperan sebagai eksekutor lapangan. Setelah diyakinkan Serka N, dia langsung bertemu JP di sebuah kafe kawasan Jakarta Timur.

Menurutnya, rencana penculikan disusun matang. Kopda FH kemudian meminta uang operasional Rp5 juta sebelum menjalankan aksinya.

“Pada tanggal 19 Agustus pukul 9.30 WIB, serka N kembali menghubungi Kopda F menanyakan kembali apakah bersedia atau tidak menerima tawaran yang sudah ditawarkan kemarin. Selanjutnya kopda F bersedia menerima tawaran tersebut dan mengumpulkan tim yang akan digunakan untuk menjemput korban,” ujarnya.

Sumber: Divisi Humas Polri | Editor: Intoniswan 

Tag: