Muhtar : Elpiji 3 Kilogram Langka karena Banyaknya SKTM dan ASN Ikut Menggunakan

Satu keluarga miskin di Nunukan memegang 3 surat keterangan tidak mampu untuk mendapatkan gas bersubdisi. (Foto Budi Anshori/Niaga Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Kelangkaan LPG 3 kilogram di Nunukan karena banyak warga, termasuk aparatur sipil negara (ASN) pura-pura miskin demi mendapatkan jatah pembelian gas 3 kilogram yang dsubsidi pemerintah.

Tidak sedikit masyarakat dengan kemampuan ekonomi mapan dan berpenghasilan cukup besar ikut antri bersama masyarakat miskin, bahkan oknum ini memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang diterbitkan Rukun Tetangga (RT).

“Saya heran terlalu banyak masyarakat memiliki SKTM, ada dugaan sebagian dokumen itu palsu,” kata Kepala Bagian Ekonomi, Sekretaris Pemerintah (Setkab) Nunukan, Muhtar pada Niaga.Asia, Senin (17/05).

Aturan pengetatan pemerintah daerah dalam pembelian gas 3 kilogram diharuskan memiliki SKTM tidak maksimal mengatasi kelangkaan. Antrian panjang tetap terjadi di tiap kedatangan tabung gas.

Anehnya lagi, jumlah SKTM yang beredar diperkirakan melebihi jumlah warga miskin yang terdata di Dinas Sosial Nunukan sekitar 3.000 sampai 4.000. Walaupun terjadi kenaikan jumlah kepala keluarga miskin pasca pandemi Covid-19, tentu tidak melebihi 6.000.

“Sekarang ini muncul fenomena warga Nunukan mendadak miskin, entah apakah mereka pura-pura miskin atau miskin betulan,” sebutnya.

Muhtar menyatakan, kesalahan dalam penerbitan SKTM dibuktikan di Kelurahan Nunukan Timur dan Kelurahan Nunukan Tengah.

“Ada satu Kepala Keluarga (KK) mendapatkan 3 SKTM untuk membeli gas 3 kilogram,” ungkapnya.

Munculnya warga miskin dadakan ini menimbulkan kekacauan dalam suplai gas subsidi. Kuota yang disiapkan PT Pertamina setiap minggu untuk wilayah Kabupaten Nunukan tidak mencukupi.

“Kepemilihan SKTM di Kelurahan Nunukan Timur membludak, katanya banyak warga mendadak miskin karena pandemi Covid-19,” tuturnya.

Selain fenomena mendadak miskin, Muchtar mengakui adanya kesalahan dalam penggunaan  gas 3 kilogram. Hal ini disebabkan adanya sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) ikut menikmati barang subsidi ini.

Keterlibatan oknum ASN menggunakan gas 3 kilogram adalah perbuatan buruk. Harusnya sebagai pegawai pemerintah memberikan contoh baik kepada masyarakat, bukan ikut-ikut mengacaukan program subsidi.

“Ada itu oknum ASN Nunukan pakai gas 3 kilogram, mereka ini dengan sadar mengambil hak warga miskin,” sebutnya.

Kuota tabung gas 3 kilogram untuk Nunukan dan Sebatik tiap minggunya sebanyak 10.000 sampai 14.000. Jika suplai dari Pertamina lancar tiap minggu, tidak mungkin ada kelangkaan selama penggunaan sesuai kebutuhan.

Kelangkaan yang terjadi bulan Mei 2021 disebabkan suplai mengalami keterlambatan karena cuaca buruk.  Pertamina Tarakan hanya mengirimkan tabung gas sebanyak 2 kali dalam satu bulan.

“Pengawasan kita lemah karena hanya pemerintah daerah dan wartawan yang aktif mengawasi,  padahal ada instansi lain yang tugasnya terlibat menjaga ini,” tutupnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: