Mulupan dan Senambah Masih Bergantung Listrik Genset

aa

Sophian Agus menyampaikan usulan prioritas Desa Mulupan. (Foto : Humas Pemkab Kutim)

MUARA BENGKAL.NIAGA.ASIA – Warga Desa Mulupan dan Senambah di Kecamatan Muara Bengkal, sangat mendambakan layanan listrik PLN 24 jam seperti desa lainnya di Muara Bengkal. Hal tersebut disampaikan Kaur Pemerintahan Desa Sophian Agus, saat Musrenbangcam, di Desa Muara Bengkal Ulu, Selasa (11/2).

Agus mengatakan, kendala saat ini belum adanya pemasangan tiang listrik dan jaringan kabel, dimulai dari perbatasan Desa Ngayau ke Senambah. Selanjutnya, ke Desa Mulupan sepanjang 36 kilometer.

“Saat ini warga di Mulupan masih menggunakan genset untuk penerangan di malam hari. Paling lama durasinya 4 jam, mulai jam 6-10 malam dengan konsumsi premium 2 liter dengan harga Rp10.000 per liter,” kata Agus.

Dia mengungkapkan, dengan begitu, rata – rata pengeluaran warga per malam Rp20 ribu. Jika ditotal sebulan menghabiskan sekitar Rp600.000. Tentu jika dibandingkan menggunakan listrik PLN, diprediksi warga bisa berhemat Rp100.000 per bulan dengan listrik 24 jam.

Sementara itu Camat Muara Bengkal Azis Muajis menanggapi hal tersebut. Dia mengatakan bahwa pemerintah kecamatan sudah berdiskusi dengan pimpinan di kabupaten (Bupati dan Wakil Bupati), dan juga bersama pihak PLN beberapa waktu lalu, untuk melakukan survei dan studi kelayakan di kedua lokasi itu.

“Pertemuan sudah dilakukan dengan PLN, yang difasilitasi Bupati dan Wakil Bupati. Tapi, sampai dengan saat ini, masih belum ada tindaklanjut di lapangan. Kita terus mendorong upaya ini ke kabupaten, agar kebutuhan dasar bagi warga di 2 desa itu bisa menikmati listrik PLN 24 jam. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa dieksekusi,” ujar Azis.

Selain listrik warga di dua desa itu, dalam Musrenbang juga mengusulkan peningkatan ruas jalan poros Ngayau, menuju ke Mulupan. Hal ini menjadi prioritas, mengingat ruas jalam itu merupakan satu-satunya akses mobilisasi warga dan barang.

“Jika terjadi hujan walaupun sebentar, akses warga menjadi terganggu. Bahkan kadang warga tidak bisa melintasinya, dan menitipkan kendaraannya di rumah warga. Keesokan harinya kalau agak kering baru diambil,” ujar Azis.

Dia menambahkan ada 510 KK warga yang tinggal di Desa Senambah atau setara 2.000 jiwa. Sedangkan di Desa Mulupan ada 414 KK atau setara 1.200 jiwa. Saat ini semuanya masih berharap listrik PLN segera masuk di wilayah tinggal mereka. (hms4)