Murid SD Jadi Korban Perundungan Sampai Patah Kaki, Pengawasan Guru Dipertanyakan

Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Syahariah Mas’ud. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Komisi IV DPRD Kaltim mempertanyakan peran dan pengawasan guru di sekolah usai insiden kasus perundungan di salah satu SD di Samarinda Seberang, yang dialami murid di sekolah itu hingga patah tulang kaki.

Kejadian perundungan ini terjadi ketika korban menegur dua temannya yang mengganggu anak lain hingga menangis. Namun demikian, teman korban di sekolah yang sama merasa tidak terima, sehingga korban dicekik dan dibanting beberapa temannya.

Kasus ini langsung memantik reaksi keras dari legislator. Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Syahariah Mas’ud melontarkan kritik tajam terhadap fungsi pengawasan guru di sekolah, mempertanyakan insiden kekerasan fisik itu sampai terjadi di lingkungan sekolah.

“Tugas dan fungsi gurunya di sekolah apa?” kata Syahariah ditemui di Gedung B DPRD Kaltim, belum lama ini.

Menurutnya, peran guru tidak sebatas mengajar materi pelajaran di kelas, melainkan juga mendapatkan mandat untuk mengawasi dan mengontrol karakter serta interaksi anak didik selama berada di sekolah.

“Jadi bukan hanya mengajar tapi juga memperhatikan karakter anak-anak didiknya,” ujar Syahariah.

Politisi Golkar itu melihat kondisi pengawasan guru dari tahun ke tahun dinilainya menurun, dibandingkan guru-guru zaman dahulu yang benar-benar menjalankan tugas dan fungsinya, menjadi orang tua kedua bagi murid saat berada sekolah.

“Zaman sekarang saya lihat guru-guru hanya hadir kasih tugas di papan tulis, setelah itu gurunya ngobrol atau ngurus dirinya sendiri. Sehingga dia tidak fokus di dalam kelasnya. Ini yang perlu kita perhatikan,” jelasnya.

Syahariah menegaskan, kejadian patah tulang akibat perundungan di lingkungan sekolah, tidak bisa dianggap sebagai ketidaksengajaan atau luput dari pengamatan. Apalagi itu terjadi di jam sekolah berlangsung.

“Nggak bisa kalau dikatakan tidak sengaja. Ini kan di sekolah yang begitu banyak teman-temannya. Kok bisa sampai patah-patah begini,” tanya Syahariah heran.

“Ini menandakan pendidikan Kaltim kurang bagus saat ini. Nanti akan saya sampaikan saat rapat dengan komisi IV,” ujar Syahariah.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor : Saud Rosadi | Advertorial DPRD Kaltim

Tag: