Museum Mulawarman Pamerkan Alat Tani Tradisional Tempo Dulu di PKD 2025

Stan Museum Mulawarman di lokasi PKD 2025 halaman parkir GOR Segiri Samarinda (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Provinsi Kalimantan Timur menghadirkan berbagai pameran dari museum-museum bersama Dinas Pendidikan di kabupatan/kota di halaman GOR Segiri Samarinda dalam kegiatan Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) yang berlangsung mulai 19-22 Juni 2025.

Museum Mulawarman misalnya, memamerkan berbagai alat pertanian tradisional yang digunakan para petani lokal Kaltim untuk bertani di masa dahulu, seperti batu giling, tapan, gumbaan, anjat, ani-ani, bakul, seraung, dan lainnya.

Baru giling sendiri merupakan alat pertanian tradisional yang digunakan untuk menghaluskan beras atau biji-bijian menjadi tepung.

Sedangkan Tapan, adalah alat tradisional yang digunakan untuk menampi beras atau memisahkan beras dari gabah atau kotoran lainnya, Gumbaan merupakan alat yang berfungsi membersihkan atau memisahkan gabah dari jerami yang patah.

Edukator Museum Mulawarman Tenggarong Kutai Kartanegara Arya menerangkan, pameran di PKD yang dilaksanakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim ini merupakan kegiatan rutin tahunan. Di mana, tahun ini, PKD 2025 mengangkat tema ‘Menjaga Warisan Bhineka, untuk Harmoni Pilar Budaya Kaltim’.

Edukator Museum Mulawarman Tenggarong Kutai Kartanegara, Arya (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

“Pameran ini kita selalu adakan di PKD setiap tahunnya. Ini juga sebagai langkah kita untuk melestarikan kebudayaan,” kata Arya, ditemui di stan PKD Museum Mulawarman, halamam parkir GOR Segiri Samarinda, Jumat 20 Juni 2025.

Pameran Museum Mulawarman ini bisa dikunjungi mulai pukul 08.00 Wita sampai 22.00 Wita. Target kunjungan dalam empat hari ini menembus 2.000-5.000 pengunjung.

“Semua bisa hadir dan masuknya gratis,” ujar Arya.

Dijelaskan Arya, pemilihan alat pertanian sebagai objek yang ditampilkan ini tentu bukan tanpa alasan. Di mana Museum Mulawarman ingin memperkenalkan kepada masyarakat, terutama generasi muda, bagaimana gaya bertani zaman dahulu. Pameran juga sebagai upaya pelestarian kebudayaan warisan Suku Dayak di Kaltim.

Alat pertanian tempo dulu yang dipamerkan stan Museum Mulawarman (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

“Alat pertanian di sini merupakan warisan masyarakat suku Dayak,” sebutnya.

Selain alat pertanian, juga tersedia warisan budaya tak benda lainnya seperti alat musik tradisional yakni Jatung Utang, serta senjata tajam tradisional dari suku Dayak yakni Mandau.

“Koleksi yang dipamerkan kurang lebih usianya 10 tahunan,” jelasnya.

Arya mengajak masyarakat Samarinda dan sekitar untuk beramai-ramai berkunjung ke stan pameran Museum Mulawarman di PKD 2025, yang akan berlangsung hingga Minggu 22 Juni 2025.

“Mari masyarakat Kaltim baik Samarinda dan lainnya, datang dan ramaikan stan pameran Museum Mulawarman,” pesan Arya.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: