Naik ke Tinggi, IPM Kaltara 2018 Capai 70,56

aa
Grafis Infopubdok Kaltara

TANJUNG SELOR.NIAGA.ASIA-Kemajuan Pembangunan dan meningkatnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Kalimantan Utara (Kaltara) memacu baiknya nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di provinsi ke-34 di Tanah Air ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) IPM Kaltara pada 2018 sebesar 70,56 (tinggi). Mengalami pertumbuhan 1,03 persen dari IPM 2017, yang sebesar 69,84 (sedang).

Secara nasional, pada 2018 pencapaian pembangunan manusia di tingkat provinsi cukup bervariasi. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada level provinsi berkisar antara dari terendah 60,06 (Papua) hingga 80,47 (DKI Jakarta). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir berkisar antara 64,58 tahun (Sulawesi Barat) hingga 74,82 tahun (DI Yogyakarta).

Sementara itu, pada dimensi pengetahuan, masih sesuai hasil survei BPS, nilai Harapan Lama Sekolah (HLS) berkisar antara 10,83 tahun (Papua) hingga 15,56 tahun (DI Yogyakarta), serta Rata-rata Lama Sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas berkisar antara 6,52 tahun (Papua) hingga 11,05 tahun (DKI Jakarta). Pengeluaran per kapita di tingkat provinsi berkisar antara Rp 7,2 juta per tahun (Papua) hingga Rp 18,1 juta per tahun (DKI Jakarta).

Kemajuan pembangunan manusia pada 2018 juga terlihat dari perubahan status pembangunan manusia di tingkat provinsi. Secara umum, ada 8 provinsi yang naik kelas (mengalami peningkatan status pembangunan manusia). Tujuh provinsi yang berstatus ‘sedang’ pada 2017 berubah status menjadi ‘tinggi’, sementara ada 1 provinsi yang mengalami peningkatan status dari ‘rendah’ ke ‘sedang’.

Dari data ini menunjukkan, pada 2018, tidak ada satupun provinsi di Indonesia yang status pembangunan manusianya pada level rendah. “Alhamdulillah, salah satu dari 7 provinsi yang naik status dari sedang menjadi tinggi, adalah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara),” kata Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, Selasa (16/4).

Kaltara, menurut rilis IPM 2018 yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) RI, memiliki IPM pada tahun ini sebesar 70,56. Atau mengalami pertumbuhan 1,03 persen dari IPM 2017, yang sebesar 69,84. “UHH, HLS dan RLS serta pengeluaran per kapita di Kaltara pada 2018 juga meningkat,” papar Irianto.

Menurut data BPS, UHH Kaltara pada 2018 sebesar 72,50 tahun atau naik dari 2017 yang sebesesar 72,47 persen. HLS 2018 sebesar 12,82 tahun atau naik dari 2017 sebesar 12,79 tahun. RLS tahun lalu, sebesar 8,87 tahun atau naik dari tahun 2017 sebesar8,62 tahun. “Pendapatan per kapita tahun lalu, menurut BPS sebesar Rp 8,943 juta. Ini naik dari 2017 yang mencapai Rp 8,643 juta,” beber Gubernur.

Meningkatnya IPM, imbuh Irianto, menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang ditunjang oleh kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan hinga pemenuhan infrastruktur bagi masyarakat. ” Kita patut mensyukuri nilai ini. Dan terus berupaya meningkatkan lagi, baik itu dalam hal pelayanan, percepatab pembangunan, serta pemenuhan kebutuhan masyarakat. Baik itu pendidikan, kesehatan, utamanya bagi warga yang berada di bawah garis kemiskinan,” imbuhnya.

Sebagai informasi, secara umum, pembangunan manusia Indonesia terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2018. IPM Indonesia meningkat dari 66,53 pada 2010 menjadi 71,39 pada 2018. Selama periode tersebut, IPM Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 0,88 persen per tahun dan meningkat dari level ‘sedang’ menjadi ‘tinggi’ mulai 2016. Pada periode 2017 – 2018, IPM Indonesia tumbuh 0,82 persen. (humas)