
NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Puluhan perahu nelayan di muara perairan Nunukan dikagetkan dengan kedatangan Kapal Republik Indonesia (KRI) Layang yang muncul membawa bungkusan dan kotak-kotak berisi sembako.
Personel KRI Layang yang saat ini bertugas menjaga perairan di perbatasan Nunukan, awalnya menghimbau para pelayan yang sedang beraktivitas di tengah laut untuk merapat di tepi kapal perang.
“Kami semua kaget kenapa tiba-tiba ada kapal perang minta kami berkumpul, kami kira ada pelanggaran laut,” kata Abdul Basir, salah seorang nelayan pukat rumput laut, kepada Niaga Asia, Rabu (8/9).
Di luar dugaan nelayan, kedatangan KRI Layang bukan memberikan peringatan atau teguran, tapi meminta semua nelayan bergantian mengambil sembako yang sudah disiapkan di atas kapal.
Satu persatu nelayan bergantian menerima bungkusan ataupun kotak sembako. Pembagian sembako ini merupakan rangkaian dari peringatan HUT TNI AL ke-76 yang digelar Lanal Nunukan.
“Heran kami, ada pembagian sembako di tengah laut, biasanya ambil bantuan sembako di darat atau di rumah,” ucapnya.
Sama halnya dengan Basir, nelayan lainnya bersama Berni (35) mengaku sempat ada rasa takut dan heran saat melihat kapal perang dengan personil lengkap mengarah ke perahu – perahu nelayan.
“Siapa tidak takut, itu kapal besar lengkap lagi personilnya. Saya kira ada kesalahan dari nelayan tadi,” tutur dia.
Sambil memperlihatkan bungkusan sembako berwarna hitam, Berni menceritakan bahwa semua perahu yang telah menerima bantuan dihimbau untuk bersedia merapat ke dermaga tempat Bakti Sosial (Baksos) massal.
Di lokasi Baksos, nelayan dipersilahkan menyampaikan keluhan penyakit dan meminta pemeriksaan kesehatan, bahkan diperkenankan meminta vitamin untuk menambah daya tahan tubuh.
“Keluhan nelayan macam-macam ya, ada sakit gatal, rematik, kolesterol, ada juga dikasih suntikan vitamin,” tuturnya.
Aksi kreatif dan unik dari KRI Layang membagikan sembako di tengah laut ini mendapat respons positif dari masyarakat di pemukiman kampung nelayan rumput laut Mamolo, yang selama ini menjadi binaan Lanal Nunukan.
Usai mengikuti Baksos massal, para nelayan kembali ke perahu untuk berlayar menuju tengah laut.
Rombongan perahu berwarna-warni ini bergantian keluar dari arus sungai Mamolo tempat biasa tambat perahu. “Kami kembali ke laut kerja, terima kasih ada bekal sembako untuk keluarga di rumah nanti,” sebut Berni.
Penulis : Budi Anshori | Editor : Budi Anshori
Tag: KaltaraNunukanSosialTNITNI AL