Naikkan Produksi, Inalum Membutuhkan Tambahan Listrik 600 MW

PT Inalum (Persero)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-PT Inalum yang memproduksi aluminium sudah diserukan untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Sejak berdiri tahun 1976, produksi Inalum masih di angka 250 ribu ton per tahun. Ke depan harus meningkat jadi 500 ribu ton per tahun.

Seruan ini disampaikan Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto usai pertemuan dengan direksi PT. Inalum, PLN, Mind ID, dan Kementerian ESDM di Asahan, Sumatera Utara, Selasa (16/11/2021).

Persoalan krusialnya adalah, Inalum harus meningkatkan pasokan listrik untuk meningkatkan kapasitas produksi. Ada pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang sudah dimiliki Inalum, seperti PLTA Siguragura dan PLTA Tangga untuk memasok listrik.

“Bagi Inalum sendiri membutuhkan energi listrik 600 MW untuk memproduksi 250 ribu ton per tahun aluminium. Maka, butuh 600 MW lagi untuk meningkatkan kapasitas produksi,” ungkap Sugeng.

Dua PLTA yang dimiliki Inalum tidak cukup untuk memasok listrik sehingga membutuhkan tambahan PLTA lagi. Di Sumut sendiri masih ada dua PLTA yakni milik PLN dan PLTA IPP milik swasta.

Komisi VII berharap, agar PLN dan Inalum bisa duduk bersama membicarakan win-win solution untuk menambah pasokan listrik bagi Inalum.

“Kami mendorong agar Inalum memperbesar kapasitasnya dari 250 ribu ton per tahun menjadi 500 ribu ton per tahun. Maka memerlukan tambahan listrik kembali kurang lebih 600 MW lagi,” papar politisi Partai NasDem tersebut.

Ditambahkannya, PLTA yang dikelola Inalum dan PLN di Sumut harus betul-betul dirawat untuk kesinambungan energi ramah lingkungan bagi industri. Sumber air PLTA tersebut berasal dari Danau Toba yang merupakan anugerah alam luar biasa.

“Kita juga melihat bagaimana kesinambungan itu penting. Kita harus merawat alam, karena PLTA sangat bergantung dari debit air. Dan Danau Toba sebuah karunia yang luar biasa, bisa untuk membangun power plan,” imbuh Sugeng.

Lebih lanjut Sugeng mengemukakan, sumber air Sungai Asahan ditampung di Bendungan Penadah Air Sigura-gura. Bendungan ini berjarak 9 kilometer dari Bendungan Pengatur. Bendungan Penadah Air Siguragura terletak di Desa Simorea.

“Kunci produksi aluminium adalah tersedianya sumber daya energi listrik yang murah serta bahan baku alumina. Listrik merupakan komponen penting dalam proses produksi aluminium,” jelas Sugeng.

Komisi VII DPR ingin melihat dari dekat kegiatan produksi alumunium di PT. Inalum ini. Selain dua PLTA, ada tiga bendungan milik Inalum. Tiga bendungan itu Bendungan Pengatur, Bendungan Sigura-gura, dan Bendungan Tangga.

Sementara dua PLTA, yaitu PLTA Siguragura dan PLTA Tangga. “Fasilitas pembangkitan ini memiliki peran penting dalam memasok energi listrik untuk kelangsungan produksi di Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung,” urai politisi Partai NasDem itu.

Belakangan ini, masih kata Sugeng, PT Inalum sedang meningkatkan kapasitas produksi aluminium dari 300 ktpa menjadi 500 ktpa. Dengan adanya kenaikan kapasitas tersebut, dibutuhkan pasokan listrik yang sustainable dan terjangkau. Salah satunya dengan melakukan akusisi PLTA Asahan 1 (PT BDSN) dan 3 (PT PLN). Namun terdapat beberapa kendala. Saat ini, lanjutnya, PLN masih enggan melepas Asahan 3 kepada PT Inalum.

Butuh pertemuan antara kedua belah pihak untuk menemukan win-win solution pada permasalahan tersebut. Di hadapan para mitra kerja yang hadir, Sugeng meminta penjelasan dan informasi mengenai peningkatan kapasitas produksi PLTA Siguragura milik PT Inalum.

“Kami berharap seluruh permasalahan terkait peningkatan kapasitas produksi PLTA Siguragura PT Inalum (Persero) ini dapat berjalan dan teratasi dengan baik,” tutup Sugeng.

Sumber : Humas DPR RI | Editor : Intoniswan

Tag: