
JAKARTA.NIAGA.ASIA – Perkembangan terbaru, beredar luas siaran pers yang diteken Ketua Partai NasDem, Surya Paloh. Isinya antara lain, DPP Partai NasDem terhitung 01 September 2025 menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem.
Sementara Partai Amanat Nasional (PAN), hari ini resmi memutuskan untuk menonaktifkan Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio dan Surya Utama alias Uya Kuya dari DPR RI.
“Mencermati dinamika dan perkembangan saat ini, DPP PAN memutuskan untuk menonaktifkan Saudaraku Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) dan Saudaraku Surya Utama (Uya Kuya) sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi PAN DPR RI, terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025,” kata Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, dalam keterangan resminya, Minggu (31/8/2025).
Untuk diketahui, Sahroni adalah anggota DPR RI yang memicu gelombang aksi unjuk rasa, karena menanggapi aspirasi masyarakat yang ingin membubarkan lembaga DPR sebagai orang tertolol sedunia. Sedangkan Nafa Urbach, mengkritik balik aspirasi masyarakat yang menyampaikan tunjangan yang diterima anggota DPR berlebihan.

Sedangkan Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) dan Surya Utama (Uya Kuya) adalah berjoget-joget di ruang rapat paripurna tanggal 16 Agustus 2025 dan menyatakat tunjangan yang diterima dari negara sebagai anggota DPR hanya uang receh, dibandingkan penghasilannya sebagai artis.
Penjarahan
Untuk diketahui rumah keempat anggota DPR ditambah rumah Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati jadi korban aksi penjarahan secara beruntun dari 30 hingga 31 Agustus dini hari tadi. Menurut pengamat, situasi ini menunjukkan dampak “arogansi pejabat dan kevakuman kepemimpinan” serta berpotensi “sama buruknya dengan krisis 1998”.
Setelah rumah anggota DPR seperti Ahmad Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya dijarah, rumah yang disebut milik Menteri Keuangan, Sri Mulyani, juga disasar massa, Minggu (31/08) dini hari. Rangkaian peristiwa ini didokumentasikan dalam video-video yang beredar di media sosial.
Pengamat politik dan sosial, Vidhyandika Djati Perkasa, menilai bahwa “sumber kekacauan” ini adalah kevakuman kepemimpinan. Meskipun tidak membenarkan penjarahan, Vidhyandika menekankan perlunya evaluasi kebijakan dan sikap pemerintah.
“Semua harus ditempatkan pada kepentingan rakyat. Legislatif dan yudikatif juga jangan jadi institusi yang pro-kekuasaan,” ujar Vidhyandika, sebagaimana dilaporkan BBC News Indonesia.

Ekonom Bhima Yudhistira memperingatkan, jika ketidakstabilan sosial politik berlanjut, dampaknya tidak hanya terasa di pasar saham, tetapi juga pada nilai tukar rupiah dan iklim investasi.
Menurut Bhima, “krisis politik bertemu dengan masalah ekonomi bisa menjadi pra-krisis yang multi sektor dan multi dimensi. Ini bisa saja sama buruknya dengan [krisis] 1998.”
Video yang beredar di dunia maya memperlihatkan sejumlah orang mendatangi rumah yang berlokasi di Bintaro, Tangerang Selatan, dengan berjalan kaki dan naik sepeda motor.
Video lain memperlihatkan sejumlah orang mengangkut barang-barang dari rumah tersebut, seperti kursi, guci, hingga lukisan.
Sebelumnya, beredar video di media sosial yang memperlihatkan massa mendatangi rumah dua anggota DPR, yakni Eko Hendro Purnomo atau dikenal dengan Eko Patrio, dan Uya Kuya pada Sabtu (30/08) malam.
Kantor berita Antara melaporkan sejumlah perabotan rumah tangga, pakaian, hingga barang elektronik tampak berserakan di lantai rumah Eko Patrio. Ada pula serpihan kaca pintu dan jendela yang pecah dilempar benda keras.
Beberapa orang terlihat membawa kursi, lampu, kursi, koper, speaker studio dan kasur keluar dari rumah yang disebut milik wakil ketua Komisi VI DPR tersebut.
Petugas keamanan dan aparat berpakaian loreng lengkap yang bersiaga di luar dan dalam rumah Eko Patrio tampak tak bisa berbuat banyak ketika orang-orang terus berdatangan, demikian dilaporkan Antara.

Sementara itu, anggota DPR Surya Utama alias Uya Kuya, mengaku ikhlas rumahnya yang berada di Duren Sawit, Jakarta Timur, dijarah massa.
“Intinya aku ikhlas saja, enggak apa-apa aku ikhlas. Cuma yang sedih kucing-kucing, makhluk hidup dijarah, gitu saja,” kata Uya Kuya kepada detik.com, Sabtu (30/08).
Rumah kedua anggota DPR ini menjadi sasaran massa setelah rumah anggota DPR lainnya, Ahmad Sahroni, didatangi massa pada Sabtu (31/08) sore.
Meski awalnya massa hanya berniat menggelar aksi protes, situasi berubah menjadi aksi penjarahan.
Benda-benda hingga peralatan dapur mewah milik kader Partai NasDem tersebut ludes dibawa kabur warga, seperti dilaporkan Tribunnews.
Dalam insiden tersebut, massa mengambil berbagai barang berharga dari kediaman Sahroni, seperti perabotan, barang elektronik, hingga dokumen penting.
Barang koleksi pribadi Sahroni seperti dua patung figur Iron Man dan Spider-Man, juga turut dijarah.
Sahroni sendiri dikabarkan tidak berada di rumah saat kejadian berlangsung. Ia disebut telah bepergian ke luar negeri.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: NasDemPAN