Nelayan Kesulitan Bangun Bagan Gegara Kayu Nibung Diselundupkan ke Malaysia

Kayu Nibung yang biasanya diperlukan nelayan untuk membangun bagan di perairan Ambalat, diselundupkan oknum dari Sebatik ke Sabah, Malaysia. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Ratusan nelayan di Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara mulai kesulitan membangun bagan gegara pohon nibung  diselundupkan oknum ke Malaysia.

“Kemarin ada 4 bagan di Sebatik runtuh dan hanyut dihantam badai, karena sebelumnya nelayan kesulitan mendapatkan kayu nibung ketika hendak memperbaiki bagannya,” kata Anggota DPRD Nunukan, Andre Pratama pada Niaga.Asia, Rabu (26/01/2022).

Sulitnya mendapatkan kayu nibung dihubungkan dengan semakin masifnya penyelundupan nibung dari Sebaung, Sebatik ke wilayah Indra Sabah, Tawau, Malaysia dalam jumlah sangat banyak, sampai ribuan batang sekali kirim.

Pengiriman hasil hutan secara  illegal ini melalui perairan perbatasan Indonesia – Malaysia, tidak hanya berdampak pada sulitnya mendapatkan nibung, nelayan mulai mengeluhkan semakin naiknya harga jual nibung saat ini.

“Nibungnya langka, harga naik, inilah kenapa nelayan kesulitan membangun bagan, bahkan untuk sekedar memperbaiki kerusakan,” ujar Andre.

Andre menuturkan, nelayan-nelayan di Tanjung Karang, Kecamatan Sebatik, rata-rata berprofesi sebagai nelayan bagan. Hasil tangkapan ikan teri ambalat sangat terkenal dan selama ini menjadi icon bagi nelayan perbatasan Sebatik.

Selama puluhan tahun, nelayan bagan Sebatik menjual hasil tangkapannya ke pasar Tawau, Sabah, Malaysia. Jika bagan rusak dan nelayan tidak lagi bisa menangkap ikan, maka nasib ratusan nelayan disana terancam miskin.

“Ini bukan soal nibung dikirim illegal saja, nasib nelayan Sebatik terancam punah karena sulitnya mendapatkan bagan,” tuturnya.

Anggota DPRD Nunukan, Andre Pratama (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

Pohon Nibung adalah satu-satunya material konstruksi yang selama ini digunakan nelayan mendirikan bagan, ukuran panjang batang antara 9 – 25 meter sangat ideal untuk bangunan di atas laut dalam.

Untuk mendapatkan nibung, kelompok nelayan di Kecamatan Sebatik, terlebih dahulu meminta rekomendasi atau izin dari  Dinas Perikanan Provinsi Kalimantan Utara.

“Nelayan saja harus pakai rekomendasi mendapatkan nibung, masa orang luar negeri semudah itu mengambil,” ucap Andre.

Keresahan nelayan atas penyeludupan nibung ke Malaysia, terbukti dengan penangkapan ribuan batang nibung oleh aparat Maritim Malaysia, pada 18 Januari 2022 diselundupkan dari Nunukan ke Tawau.

Penangkapan di Malaysia membuktikan bahwa kabar tersebut bukan Hoax, kejadian ini sekaligus mempermalukan aparat pengawasan Indonesia yang seolah tidak mengetahui adanya penyelundupan.

“Masa di Indonesia lolos malah di Malaysia ditangkap. Jangan sampai masyarakat menduga ada oknum dalam tanda kutip menerima sesuatu dari penyelundup,” katanya.

Penyelundupan ribuan batang nibung ke Indra Sabah, Malaysia bukan tidak mungkin sebagai konstruksi mendirikan bagan, apalagi jalur perairan Sebatik dengan Sabah masih satu aliran yang sangat memungkinkan bagi mendapatkan ikan teri.

Tiap mendirikan konstruksi bagan memerlukan 1 set nibung yang jumlahnya 100 batang dengan harga jual per 1 set sekitar RM 15.000 atau setara Rp 49,5 juta. Jika diselundupkan 30 set, maka nilainya mencapai Rp 1,485 miliar sekali jalan.

“Kalau Malaysia mendirikan bagan, harga teri Sebatik pasti jatuh karena Malaysia dengan mudah mempermainkan harga,” ucapnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: