Nilai Produksi Perikanan Bontang Turun 3,79 Persen

Nelayan Bontang. (Foto EksposKaltim)

BONTANG.NIAGA.ASIA –  Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bontang melaporkan, secara umum nilai produksi perikanan Kota Bontang pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 3,79 persen dibanding tahun 2019.

Secara total kuantitas, produksi perikanan laut juga mengalami penurunan. Total produksi perikanan laut tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 801,47 ton dibandingkan dengan tahun 2019.

“Persentase penurunan paling tajam tahun 2020 terjadi pada produksi lobster yaitu 48,04 persen dibanding tahun sebelumnya atau secara kuantitas turun sebesar 82,20 ton,” ungkap Kepala BPS Kota Bontang, Widiyantono, S.S.T., M.Stat, dalam laporan “Indikator Ekonomi Kota Bontang 2021” yang  dipublish  Oktober 2022.

 

Menurut Widiyantono, persentase penurunan di atas 15 persen terjadi juga pada produksi ikan tongkol abuabu, kerapu bebek, dan layang yang secara berurutan turun sebesar 19,72 persen (408,66 ton), 16,28 persen (15,2 ton), 15,05 persen (206,46 ton).

Sementara itu, persentase peningkatan produksi hanya terjadi pada 5 jenis ikan/biota yaitu teri 35,97 persen (164,25 ton), cakalang 35,40 persen (603,71 ton), tembang 10,15 persen (47,27 ton), tuna mata besar 9,89 persen (53,07 ton), dan udang windu 3,50 persen (1,29 ton).

Luas Sawah Tinggal 52,80 Hektar

Sementara untuk luas panen padi, BPS juga mencatat mengalami penurunan, sehingga pada tahun 2021 tinggal  52,80 hektar, berkurang  lima hektar dibandingkan  tahun 2020 yang seluas 57,80 hektar.

“Penurunan luas panen juga terjadi pada tanaman lain, yaitu jagung turun seluas 2,00 hektar dan kacang tanah turun seluas 5 hektar,”  kata Widiyantono.

Untuk luas panen ubi kayu pada tahun 2021 tetap, yaitu sebesar 12 hektar. Untuk tanaman ubi jalar, luas panen pada tahun 2021 meningkat 33,33 persen atau bertambah sebesar 3  hektar dibanding tahun 2021.

“Secara menyeluruh dapat disimpulkan bahwa kondisi perubahan luas panen dari tahun 2020-2021 untuk tanaman padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar menurun dibandingkan tahun 2020,” ujarnya.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: