Nurhadi-Aldo: Dari Tukang Pijat Sampai Jadi Pasangan Capres Guyonan

    aaPoster Nurhadi-Aldo yang tesebar di media sosial.

            PASANGAN calon presiden dan wakil presiden fiktif, Nurhadi-Aldo, menyindir politikus dan pemerintah dengan meme. Siapa di balik Nurhadi-Aldo?

Beberapa pekan terakhir ini, para pengguna media sosial mungkin sulit menghindar dari pasangan calon presiden bernama Nurhadi-Aldo.  Sekilas, poster Nurhadi-Aldo tampak seperti pasangan politikus yang sungguh-sungguh ingin memikat para pemilih: dua pria setengah baya bersongkok, dengan nama partai dan slogan kampanye.

Namun ketika diamati baik-baik, nama Nurhadi ditulis dengan tinta merah pada bagian “DI” dan nama Aldo ditulis merah pada huruf “LDO”. Mereka diusung oleh “Koalisi Indonesia Tronjal Tronjol Maha Asyik”. Nurhadi-Aldo adalah pasangan calon presiden dan wakil presiden fiktif yang diciptakan oleh sekelompok anak muda yang merasa gerah dengan kampanye hitam yang banyak terjadi di panggung politik Indonesia.

“Di berbagai sosial media sekarang banyak kampanye hitam saling menjelekkan. Masyarakat mulai terkotak-kotak. Nurhadi-Aldo hadir untuk meredam itu, untuk meredam konflik antar kubu,” kata salah satu anggota Tim Sukses Nurhadi-Aldo, saat bicara dengan BBC Indonesia, Kamis (03/01).

Sekitar delapan pemuda usia dari 17-23 tahun yang tinggal di beberapa kota di Indonesia ini tidak ingin disebutkan namanya. Hanya dalam dua minggu setelah diluncurkan, akun Nurhadi-Aldo di Facebook telah punya lebih dari 81.000 pengikut, 18,600 di Twitter, dan 73.000 di Instagram.  Foto dan meme Nurhadi-Aldo pun dibagikan berulang kali di media sosial. Sebagian besar postingan Nurhadi-Aldo di media sosial mendapat tanggapan meriah berupa ratusan komentar dan reaksi.

Akun ini tak ingin sekadar menjadi akun shitposting, tapi juga punya tujuan. Shitposting adalah aktivitas online yang awalnya dikenal sebagai posting konten yang mengejutkan atau ofensif. Shitposting bisa juga dipakai untuk konten yang “tidak berfaedah”. Kampanye Nurhadi-Aldo adalah cara mereka menyampaikan kritik untuk pemerintah dan politisi di Indonesia.  “Ketika Nurhadi keluar dalam bentuk banyolan, di dalamnya ada pesan untuk masyarakat,” kata dia.

aa

Pesan itu, adalah untuk meminta masyarakat Indonesia tidak gampang dipengaruhi oleh politisi yang membuat warga jadi terpecah belah dan saling bermusuhan. “Ada banyak yang bisa kita kritik, ada pemerintah, politisi, dari pada berantem sesama rakyat. Karena tidak mengubah apa-apa kalau sesama rakyat saling berantem,” kata dia.

Permusuhan antara rakyat itu, kata dia, terutama bisa diamati melalui media sosial.”Kalau kita lihat di kolom komentar partai politik, pasti ada debat ini itu. Di kolom komentar Nurhadi-Aldo, tidak ada pertengkaran. Adem ayem, semua orang tertawa”.

Beberapa komentar yang menyinggung pasangan calon presiden dan wakil presiden, segera ditolak oleh pembaca lain. Akun ini pun kerap kali dikaitkan dengan salah satu calon presiden, dan dituduh sebagai sebuah pengalihan isu. “Tuduhan ini datang dari kedua kubu. Kami biasa saja, malah kami balas dengan komentar lucu,” kata dia. Mereka pun segera memberikan klarifikasi jika nama Nurhadi-Aldo digunakan untuk politik.

Tim Sukses yang terdiri atas beberapa pengelola akun candaan, meme dan shitpost ini pun belum pernah bertemu satu sama lain. Setelah memutuskan untuk “berkoalisi”, semua komunikasi dilakukan via online. “Gerakan ini tanpa modal sama sekali, tapi bisa dikenal banyak orang. Politikus zaman sekarang bisa mengeluarkan dana miliaran, tapi ini nol rupiah. Kami swadaya sendiri, dengan kuota sendiri, wifi sendiri,” kata dia. Meski demikian, mereka punya pembagian tugas yang jelas. Siapa yang bertugas mendesain, membuat strategi marketing, maupun menjadi editor.

Konten bernada mesum

Sebagian besar konten kampanye Nurhadi-Aldo mengandung konten yang bernada mesum, dari singkatan nama mereka sampai partai pengusungnya. Tim sukses Nurhadi-Aldo mengakui nada mesum di posting Nurhadi-Aldo adalah salah satu bentuk strategi marketing. “Dari pengamatan kami di akun media sosial pasangan calon dan politikus, ketika ada orang yang berkomentar sesuatu yang syur, debat itu akan damai dan teralihkan membahas hal-hal syur itu,” kata dia.

Singkatan-singkatan bernada mesum juga dipakai untuk menarik perhatian. Dengan cara ini, mereka yakin bahwa akun Nurhadi-Aldo akan viral. Selain konten bernada “syur”, Nurhadi-Aldo juga tak segan membahas topik-topik lain yang dianggap sensitif, misalnya tentang isu-isu kiri, legalisasi ganja, maupun isu kristenisasi.

“Karena kami membungkusnya dengan humor. Jadi lucu sih kalau dianggapnya serius. Itu bisa menimbulkan pemikiran baru bahwa pasti ada yang salah kalau bercanda tapi dianggap serius,” kata dia.  Hal-hal yang ingin disampaikan, diselipkan dalam humor, dan pesan pesan tersembunyi dibungkus dalam candaan. “Meskipun kami menghibur, kami tetap tidak lupa menyampaikan edukasi dan kritik di dalamnya.”

Siapa Nurhadi? Tukang urut dari Kudus

Meskipun Nurhadi-Aldo adalah pasangan fiktif, Nurhadi benar-benar ada. Nurhadi adalah seorang tukang urut yang berasal dari Mejobo, Kabupaten Kudus. Nurhadi sudah dikenal di komunitas shitposting karena kebiasaannya mempromosikan jasa pijat, dan beraneka macam foto diri.

Dia dipakai sebagai wajah akun Nurhadi-Aldo ini dengan sepengetahuannya, meskipun dia tidak ikut menentukan isi kampanyenya. “Sebelumnya, saya sendiri sudah menghubungi Pak Nurhadi dan minta izin, menjelaskan bahwa gerakan ini bisa bermanfaat untuk ekonominya,” kata Tim Sukses.

Caranya, Tim Sukses mengurus desain, promosi dan marketing. Nurhadi mengurus produksi dan pemesanan merchandise, dengan mendapatkan semua keuntungan merchandise.  Penjualan merchandise seperti kaos kampanye, diurus langsung oleh Nurhadi dari Kudus. “Kami sepakat dan setuju bahwa ini memang gerakan selain meredam konflik politik tapi juga membantu Pak Nurhadi,” kata dia.

Tim Sukses Nurhadi-Aldo menyatakan tidak mengambil keuntungan finansial dari populernya akun ini. Sedangkan Nurhadi tidak ikut campur dalam program kampanye dan materi yang ada di akun-akun Nurhadi-Aldo. Adapun Aldo adalah tokoh fiktif. Wajah Aldo adalah gabungan dari wajah seorang politikus dan seorang lain. Sosok Aldo berasal dari guyonan di komunitas shitpost.

Ke depan, Nurhadi-Aldo masih akan tetap mewarnai media sosial. “Ke depan belum tahu, yang jelas kami tetap pada tujuan untuk menghibur dan memberi edukasi. Dan kami akan tetap tidak memihak salah satu calon,” kata dia.

Sumber: BBC News Indonesia