OBITUARI: Sofyan Alex Penggagas Pembicaraan Anggota DPRD Kaltim Direkam

aa
Haji Aji Sofyan Alex. (Foto Koran Kaltim)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Beberapa belasan menit lalu saya mendapat kabar di Grup WhasApp, isinya mengabarkan bahwa telah berpulang ke Rahmatullah, H Aji Sofyan Alex, mantan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Timur dan anggota DPRD Kaltim Periode 2009-2014. Almarhum meninggal saat dalam perawatan intensif di RSU A Wahab Sjahranie.

Sejak tiga hari lalu, saya terus memantau kondisi almarhum, termasuk saat dirawat di RS Siloam Semarang, kemudian kemarin dibawa kembali ke Samarinda. Saya sendiri mengenal almarhum sejak tahun 1992. Sebagai wartawan, saya sering ke kantornya minta bahan berita tentang pembangunan pertanian, kemudian sesekali bertamu almarhum saat menjadi anggota DPRD Kaltim, yang saat itu menjadi wakil ketua DPRD.

Kami wartawan,  termasuk menyenangi pribadi almarhum karena sangat terbuka, suka bertukar pikiran, dan periang, bahkan kami memanggil almarhum dengan panggilan Bapak, terkadang Kakak. Setelah mengumpulkan berbagai informasi untuk dijadikan bahan berita tentang pertanian, almarhum suka mengajak bicara tentang banyak hal, termasuk masalah sosial, politik, dan masa depan petani di Kaltim.

Almarhum termasuk orang meyakini sektor pertanian bisa menjadi alat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, tapi almarhum menyadari betul, kendalanya pada jaringan irigasi yang sangat minim, sehingga petani sangat tergantung pada curah hujan. Pembangunan jaringan irigasi yang bukan berada dibawah kewenangan Dinas Pertanian, membuat almarhum tidak bisa berbuat banyak.

“Pilihan tinggal pada mekanisisasi pengairan, sulit mendapat dana membangun irigasi,” kata almarhum. “Dinas Pertanian akan mengadakan pembelian mesin untuk menyedot air dari sungai ke lahan pertanian,” ujarnya.

aa
Haji Aji Sofyan Alex (tengah) bersama H Masykur Sarmian (kiri) saat menghadiri rekapitulasi perolehan suara Cagub dan Cawagub Kaltim (H Isran Noor-H Hadi Mulyadi) di Pilgub Kaltim 2018, di Rapat Pleno KPU Kaltim, 8 Juli 2018. (Foto Intoniswan)

Waktu itu, saya mengatakan tidak sependapat dan memilih bagaimana kalau menggunakan kincir air untuk mengairi lahan pertanian petani. Saya katakan, dengan kondisi geografis Kaltim yang begitu sulit, pengetahuan petani akan mesin sangat minim, mekanisasi pengairan, sifatnya hanya sesaat. “Mesin perlu busi, mesin perlu olie, darimana petani mendapatkan itu kalau mereka ada jauh di pedesaan.”

Akhir kata, untuk memenuhi kebutuhan mendesak petani akan air, pada era itu Pemprov Kaltim membagi-bagikan mesin penyedot air ke petani. Cukup membantu petani mendapatkan air, terutama saat musim kemarau. Pada tahun kedua dan ketiga, saya tidak memantau lagi efektifitas mesin penyedot air tersebut karena, jauh di pelosok desa.

Kami berdua juga sering membicarakan masalah terpinggirkannya putra daerah dalam dunia politik dan bagaimana caranya putra daerah bisa masuk ke pusat kekuasaan. “Tidak ada pilihan, putra daerah harus masuk ke partai politik, karena parpol adalah tangga ke pusat kekuasaan,” kataku.

Setelah almarhum pensiun, komunikasi kami lebih banyak melalui telepon dan kami wartawan, sesekali bergantian mampir ke rumah almarhum. Kemudian almarhum benar-benar terjun ke dunia politik lewat Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P).

PDI-P menempatkan almahum sebagai calon anggota DPRD Kaltim di Pemilu 2009 di Dapil Kutai Kartanegara-Kutai Barat. Almarhum terpilih dan menjadi anggota DPRD Kaltim Periode 2009-2014 dan menjadi wakil Ketua DPRD Kaltim.

Saat menjadi waki ketua DPRD Kaltim, almarhum menggagas membeli alat perekam suara yang akan diaktifkan saat berlangsung rapat-rapat internal dewan. Anggota dewan lain tak ada yang berani mem-veto gagasan almarhum. Saat bertemu almarhum, saya tanyakan maksudnya melengkapi ruang sidang dengan alat perekam. “Supaya tahu siapa membicarakan apa, dan siapa mengusulkan apa dalam rapat-rapat,” kata almahum.

Sebagai orang yang jauh lebih tua, saya juga tidak berani mangatakan secara langsung, alat itu tak akan membantu banyak dalam rangka mewujudkan transparansi di DPRD Kaltim, apalagi almarhum orangnya tidak tegaan.

Alhasil alat perekam yang diusulkan almarhum, diadakan, dipasang, tapi sangat jarang digunakan, karena almarhum juga luluh dengan permintaan koleganya yang menyampaikan; “Ngak usah direkam lah Pak Sofyan.”

Seingat saya, terakhir bertemu almarhum saat rekapitulasi perolehan suara masing-masing calon gubernur Kaltim di Pilgub Kaltim 2018, yang diselenggarakan KPU Kaltim di Hotel Bumi Senyiur, tanggal 8 Juli 2018. Almarhum adalah Ketua Timses H Isran Noor-H Hadi Mulyadi.

Innalillahi waiinnailaho rojiun.

Doaku tentu saja, almarhum Haji Aji Sofyan Alex berpulang dalam khusnul khotimah, diampuni dosa-dosanya, diberi Allah SWT ganjaran atas amal dan perbuatan baiknya semasa hidup.

(intoniswan)