Oknum Guru di Samarinda Diduga Meraba-raba Muridnya, Ini Penjelasan Sekolah

Bangunan SD Muhammadiyah 4 di Jalan KH Wahid Hasyim II – AHIM 1, Samarinda, Rabu 10 Agustus 2022 (niaga.asia/Saud Rosadi)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Oknum guru di Sekolah Dasar Muhammadiyah 4 Jalan KH Wahid Hasyim II-Ahim 1 Samarinda diduga melakukan hal tidak pantas kepada murid perempuannya. Guru itu kini jadi sorotan orangtua murid. Pihak sekolah memberikan penjelasan duduk perkara detil persoalan itu.

Tiga hal mencuat dan terjadi dalam beberapa pekan ini. Mulai dari guru bersangkutan diduga hendak mencium murid perempuannya di kamar kecil, dugaan memegang-megang muridnya hingga guru bersangkutan memaksa muridnya menerima uang pemberiannya.

“Kemarin sempat ada seperti itu. Setiap ada peristiwa di sekolah, anak murid dan orangtua biasanya konfirmasi ke wali kelas,” kata Manan, Wakil Kepala SD Muhammadiyah 4 bidang Kurikulum diminta konfirmasi niaga.asia di kantornya Rabu.

Mekanisme di sekolah itu, apabila wali kelas tidak tahu persis persoalan kemudian akan melakukan konfirmasi dengan guru lainnya atau melalui pimpinan sekolah untuk disampaikan kepada guru bersangkutan.

“Ini jadi perhatian juga. Kemarin kok ada heboh seperti itu. Sampai kita bilang masak sih ada guru kita seperti itu? Akhirnya kita konfirmasi kepada anak yang merasa, dan juga kepada guru yang bersangkutan kita konfirmasi,” ujar Manan.

InsyaAllah hari ini kita mau meluruskan ke orangtua. Bahwa apa yang dilihat dan disampaikan oleh anak itu tidak sesuai kenyataan. Mungkin orangtua hanya mendengar dari anak. Bahkan anak itu mendengar dari temannya,” Manan menambahkan.

“Saya menyampaikan ini dari kesaksian guru yang diduga itu, dan guru itu menyampaikan dengan gamblang,” sebut Manan lagi.

Diduga Hendak Cium Murid Perempuan

Manan mencontohkan kejadian pada murid kelas 1, di mana guru bersangkutan masuk ke kamar kecil perempuan. Kejadian itu terlihat murid seperti hendak mencium salah satu murid perempuan.

“Padahal kenyataannya ada anak kelas 1, nangis sendirian di WC. Sama guru bersangkutan dibujuk untuk masuk. Karena siswa lainnya bilang Pak itu ada murid tidak masuk kelas karena menangis,” ungkap Manan.

“Namanya guru kan tidak mungkin membiarkan. Akhirnya membujuk anak itu masuk kembali ke dalam kelas. Nah tapi dilihat anak-anak lain dan menyebarkan bahwa guru itu seperti itu (terlihat hendak mencium murid perempuan). Soal ini kami sudah konfirmasi kepada anak murid itu dan guru bersangkutan,” Manan menjelaskan.

Dugaan Guru Memegang-megang Murid

Kejadian berikutnya, soal dugaan guru bersangkutan memegang-megang murid perempuan yang duduk di kelas 6.

“Ada anak kelas 6 cerita ke orangtuanya, ada temannya dipegang-pegang sama guru itu. Sedangkan kesaksian guru mungkin cuma pegang saja begini,” kata Manan mencontohkan dengan memegang sekali pundak rekan guru di sebelahnya.

“Waktu itu posisi ramai pas jam istirahat. Jadi semua tahu. Masak melakukan hal-hal itu dalam tanda kutip memegang-megang dalam kondisi ramai di depan perpustakaan?” jelas Manan.

Manan sendiri selain wakil kepala sekolah, dia juga mengajar murid kelas 6 dan tidak serta merta percaya kejadian yang disebut-sebut memegang-megang murid perempuan.

Lingkungan sekolah dari SD Muhammadiyah 4 Samarinda. Pihak sekolah memastikan tidak akan menutupi apabila benar ada oknum gurunya melakukan hal tidak pantas kepada murid perempuan disertai bukti yang kuat (niaga.asia/Saud Rosadi)

“Kejadian ini tidak dilihat langsung anak murid tapi mendengar dari cerita teman-temannya,” sebut Manan.

“Memegang dan memegang-megang itu beda. Ternyata setelah dikonfirmasi tidak memegang-megang. Mungkin ditepuk atau apa,” Manan kembali meluruskan.

Guru Paksa Murid Perempuan Terima Uang

Berikutnya soal kabar murid perempuan dipaksa menerima uang pemberian guru bersangkutan. Manan juga meluruskan kabar itu.

“Padahal tahu sendiri. Anak-anak (bercanda) Pak Guru minta uang tidak ada uang jajan. Cerita beredar dipaksa dikasih uang. Saya juga heran. Apa mungkin benci dan membuat informasi seperti itu untuk lapor ke orangtua dan kemudian heboh,” terang Manan.

“Dipaksa trima uang? Ternyata dari anaknya sendiri, Pak bagi duit. Saya pun juga mengalami. Ini saya kasih Rp 10.000. Tapi untuk dibagi ke teman-temannya. Mungkin ada yang lihat cerita kemana-kemana dipaksa dikasih uang,” jelas Manan.

Guru Bersangkutan Baru Sebulan Mengajar

Guru yang tengah jadi sorotan itu menurut Manan baru mengajar sejak Juli 2022 dan bertugas mengajar di kelas 1.

“Dia memang sering ke belakang. Namanya guru baru dia mau melihat-lihat. Ya (orientasi). Melihat sekolah, lingkungan skolah, mungkin dia juga mau mengakrabkan diri dengan siswa. Namanya anak-anak heboh ada guru baru tidak dikenal,” jelas Manan lagi.

Tidak Akan Menutup-nutupi

Manan menjamin pihak sekolah tidak menutup-nutupi apabila ada oknum guru yang benar melakukan hal tidak pantas kepada murid perempuan. Dia juga memahami apabila ada persepsi masyarakat yang mungkin menilai masalah itu tidak cukup hanya dengan kekeluargaan.

“Pertemuan hari ini kami dengan orangtua dan guru bersangkutan untuk meluruskan. Terutama orangtua anak yang mendapatkan tindakan kurang nyaman diduga dari guru itu. Ini tugas kami sebagai bagian dari sekolah untuk memediasi, menjelaskan kepada orangtua seperti apa kronologinya. Ternyata yang disampaikan anak-anak itu setelah dikroscek tidak demikian adanya,” Manan merinci lagi.

“Kita juga tidak melindungi. Iya kalau benar ada oknum guru begitu (disertai bukti yang kuat) pasti akan ada sanksinya. Tidak akan menutupi kalau benar terjadi. Orangtua memberikan amanahnya ke kami, kami berupaya maksimal,” kata Manan.

Wakil Kepala SD Muhammadiyah 4 Samarinda bidang Kesiswaan Gustav Dwi Pri Anugerah menambahkan, informasi beredar di kalangan orangtua murid sudah terlalu jauh berkembang.

“Memegang-megang? Padahal tidak sejauh itu. Yang saya sayangkan kenapa tidak tanya ke sekolah dulu? Kenapa langsung mempercayai apa yang diterima dari anaknya kemudian disebarkan?” kata Gustav.

Meski ada permintaan maaf dari orangtua/wali murid karena kesalahpahaman, namun pihak sekolah tetap akan menghadirkannya untuk duduk bersama dengan guru bersangkutan dengan mediasi pihak sekolah.

“Agar tidak terjadi lagi di kemudian hari. Ini upaya sekolah menengahi ini agar tidak liar ke sana kemari informasinya,” demikian Gustav.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: