Operasi SAR Gabungan Pencarian Bayu Dihentikan

aa
Operasi SAR Gabungan dan masyarakat mencari korban hilang, Bayu resmi dihentikan. (Foto: Basarnas Kaltim-Kaltara)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Operasi SAR Gabungan yang dilakukan Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan (Kaltim-Kaltara) hingga H+7, Selasa (24/7/2018)  masih berlangsung dan belum berhasil menemukan Bayu, anak laki-laki usia 9 tahun yang  hilang di dalam hutan Desa Labuk, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Mengingat upaya pencarian sudah dilakukan sesuai peraturan yang berlaku dan komunikasi dengan keluarga korban, Bayu, maka secara resmi, upaya pencarian dihentikan. “Keluarga korban maupun masyarakat setempat dapat menerima upaya pencarian dihentikan,” kata Kepala  Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan (Kaltim-Kaltara), Gusti Anwar Mulyadi melalui Kepala Seksi Operasi, Octavianto, Selasa malam (24/7/2018).

Sejak hari pertama operasi pencarian, Tim SAR  Gabungan bersama masyarakat dan keluarga korban  telah menyisir  tepi-tepi sungai yang masuk dalam area pencarian menggunakan ketinting (perahu bermesin tempel) milik warga. “Operasi juga tidak berjalan mulus karena hujan deras,” kata Gusti Anwar.

Korban Bayu memasuki kawasan hutan Desa Labuk bersama kakeknya, Putilik, umur 63 tahun hari Minggu (15/7/2018) untuk memasang jerat di hutan, tapi hingga beberapa jam  kemudian, keduanya tidak kembali-kembali ke rumah.

Keluarga  korban, Petrus,  yang kuatir sore harinya pergi untuk menyusul keduanya ke hutan yg berjarak 5 kilometer dari permukaan sungai Sembakung, tapi tak menemukan keduanya. Malam harinya pukul 00.00, tanggal 16 Juli, warga bergegas kembali mencari keduanya dan  Kail,  menemukan Putilik, ayahnya dalam kondisi meninggal dunia. Sedangkan Bayu tidak ditemukan.

Secara teknis, Octavianto menambahkan, korban diperkirakan tersesat pada titik koordinat  N 3°51’5.688″    E 117°1’16.77″  PD TW.0718 18.33/H. Komunikasi antar tim juga tidak bersih karena hanya terdapat 2 spot untuk  berkomunikasi  dan itu pun sinyalnya sangat lemah. “Tim harus berjalan ke dataran tinggi untuk mendapatkan sinyal,” ungkap Octa.

Hujan yang turun setiap malam, lanjut Octa, membuat area pencarian yang terdiri dari rawa digenangi air  hingga selutut orang dewasa dewasa 10 – 50 cm dan membuat  membuat tim sulit bergerak di beberapa daerah yang dicurigai oleh tim. “Vegetasi pohon juga tinggi, semak belukar begitu rapat, jarak  antar tumbuhan 1-1,5 meter,” terangnya.

Unsur SAR yang bergerak mencari korban terdiri dari Pos Pencarian & Pertolongan Nunukan, Polsek Sembakung, Koramil Sembakung, Pemerintah Kecamatan Sembakung, BPBD Nunukan, keluarga korban, dan warga lebih kurang 30-50 orang. Alat utama yang digunakan tim antara lain mobil pick-up dan ketinting. (001)