Pandemi COVID-19 Meningkatkan Risiko Resesi Perekonomian Global

Kantor Bank Indonesia.

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Pandemi COVID-19 yang semakin meluas ke seluruh dunia berdampak pada meningkatnya risiko resesi perekonomian global pada 2020, sementara pengaruhnya terhadap kepanikan pasar keuangan dunia berangsur-angsur mulai menurun.

Risiko resesi ekonomi global pada 2020 dipengaruhi oleh penurunan permintaan serta terganggunya proses produksi antara lain akibat terbatasnya mobilitas manusia sejalan dengan kebijakan mengurangi risiko penyebaran COVID-19.

Demikian kesimpulan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia  (BI) pada 13-14 April 2020 yang  disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko dalam rilisnya disitus bi.go.id, Selasa (14/4/2020).

Menurut Onny, sejalan dengan risiko ini, dewan gubernur Bank Indonesia melihat pertumbuhan ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat dan banyak negara di kawasan Eropa diprakirakan mengalami kontraksi pada tahun 2020, meskipun berbagai kebijakan ultra-akomodatif dari kebijakan fiskal dan moneter telah ditempuh.

“Prospek pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diprakirakan juga menurun. Risiko resesi ekonomi dunia  terutama terjadi pada Triwulan-II dan Triwulan-III 2020, sesuai dengan pola pandemi COVID-19, dan diperkirakan akan kembali membaik mulai Triwulan-IV 2020,” ujarnya.

Pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi dunia akan meningkat tinggi didorong dampak positif kebijakan yang ditempuh di banyak negara, selain karena faktor base effect. Sementara itu, kepanikan pasar keuangan dunia yang sempat meningkat tinggi pada Maret 2020, mulai berkurang pada April 2020 didukung sentimen positif atas berbagai respons kebijakan yang ditempuh di banyak negara.

“Risiko pasar keuangan dunia yang berkurang seperti tercermin pada penurunan volatility index (VIX) dari 85,4 pada 18 Maret 2020 menjadi 41,2 pada 14 April 2020,” pungkasnya. (001)

Tag: