Panglima TNI Sebut Patok 3 Masih Harus Dibahas Bersama

se
Panglima TNI Marsekal, Hadi Tjahjanto didampingi Gubernur Kalimantan Utara, H Irianto Lambrie di Sebatik.

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto membenarkan adanya perbedaan pendapat tentang batas negara antara Indonesia – Malaysia dalam pengakuan letak patok 3 RI di Desa Sei Nyamuk, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Posisi patok 3 bergeser dari sebenarnya atau melenceng mengarah ke selatan Pulau Sebatik. Padahal, sesuai pedoman peta Indonesia, posisi batas negara ri  mengarah ke utara Pulau Sebatik Indonesia. “Posisi patok 3 yang terpasang itu mengarah sebelah selatan, harusnya lebih ke arah utara lagi,” katanya saat mengunjungi Sebatik, Rabu 28/3).

Untuk menyelesaikan persoalan posisi patok, Panglima TNI   berjanji akan mengangkat persoalan ini ketingkat atas agar serius dilakukan pembahasan  antara Indonesia – Malaysia.

Penyelesaian patok batas dua negara tidak  mudah, karena perlu dibahas bersama, perlu laporan kedua belah pihak, dan perlu pembuktian nyata sesuai temuan bukti peta dan sejarah masing-masing negara.“Menurut saya persoalan perbatasan ini harus masuk agenda pembahasan dua negara dan komando diatas,” bebernya.

Prajurit TNI khususnya Satgas Pamtas diberikan tugas khusus menjaga sepanjang garis perbatasan dari masuknya orang dan barang illegal. Prajurit juga ditugaskan mengamankan wilayah NKRI baik darat dan laut.

Patok 3 yang berada Sei Nyamuk, Kecamatan Sebatik adalah obyek patok yang hingga kini diperdebatkan, selain itu ada di perbatasan Sungai Sumantipal, Lumbis Ogong juga masih diperdekatkan dan berstatus Outstanding boundary problem (OBP). “Ada dua lokasi di Kabupaten Nunukan masuk OBP dan ini sudah pernah dibahas dua negara,” katanya.

Usai mengunjungi patok 3, Panglima TNI menuju Sei Pancang Sebatik, disana Marsekal Hadi dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian melihat-lihat bangunan Pos Sei Pancang hingga naik ke bagian atas menara pantau. (002)