Pasien DBD di Sebatik Meninggal Dunia, Dinkes Nunukan Gencar Lakukan Fogging

Petugas Kesehatan melaksanakan fogging di wilayah rawan DBD. (Foto : Istimewa/Niaga.Asia

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan gencar melaksanakan pengawasan penularan penyakit Demam Berdarah Dengue yang baru-baru ini kembali  muncul dan memakan korban meninggal dunia di Sebatik.

“Ada satu orang anak di Kecamatan Sebatik dilaporkan meninggal dunia akibat terjangkit DBD,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Nunukan, Sabaruddin, pada Niaga.Asia, Kamis (11/5/2023).

Kasus DBD di pulau Sebatik mengalami peningkatan dengan adanya 4 orang ditemukan terjangkit dan satu orang meninggal dunia. Lokasi penularan sendiri berada di Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah.

Untuk mengantisipasi penularan, lokasi-lokasi yang potensial terjangkit dilakukan fogging dan meminta kepada masyarakat segera melaporkan jika keluarganya mengalami gejala demam tinggi layaknya tanda-tanda penderita DBD.

“Penanganan penyakit ini harus cepat, makanya kami himbau kalau muncul gejala DBD segera ke Puskesmas atau rumah sakit,” sebutnya.

Sabaruddin menuturkan, kasus DBD pada bulan Januari sebanyak 20 kasus, bulan Februari 20 kasus dan Maret sebanyak 18 kasus, sedangkan April tercacat 20 kasus.

Sebagian besar kasus DBD ditemukan di kecamatan Nunukan dan Kecamatan Nunukan Selatan, padahal kedua kecamatan ini berada di pusat Kabupaten yang seharusnya lebih terpantau pengawasan penularan penyakit.

“Wilayah perkotaan tidak jaminan bebas dari DBD, karena itu harus tetap waspada menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal,” ujarnya.

Pencegahan kembang biak nyamuk DBD masih menggunakan program lama 3M plus yaitu, menguras, menutup dan Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang) yang potensi tempat perembanganbiakan nyamuk.

Wabah DBD biasanya akan mulai meningkat saat pertengahan musim huja. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya tempat berkembangbiaknya  nyamuk karena meningkatnya curah hujan. Tidak heran jika hampir setiap tahun DBD digolongkan dalam kejadian luar biasa.

“Untuk penampungan air yang sulit dikuras bisa menaburkan larvasida atau menggunakan obat nyamuk dan menutup dengan kelambu,” sebutnya.

Menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya ventilasi rumah serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk menjadi salah satu cara pencegahan DBD.

“Bisanya musim kemarau masyarakat menampung air banyak-banyak, terkadang kita lupa menutup penampungan hingga ditempati nyamuk,” terangnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: