
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pasukan Israel terus melancarkan serangan di Rafah di Jalur Gaza selatan, bahkan setelah Mahkamah Internasional memerintahkan negara tersebut untuk segera menghentikan serangan militernya di sana.
Israel mengumumkan lokasi operasi militer di Gaza pada Jumat 24 Mei 2024. Itu adalah hari yang sama ketika Mahkamah Internasional di Den Haag mengeluarkan putusan sementara tersebut.
Israel mengklaim pasukannya telah membubarkan sel teroris di Rafah, dan menewaskan puluhan petempur di Jabalia di Gaza utara.
Sementara itu, pejabat kesehatan di Gaza mengatakan pada Sabtu 25 Mei 2024, mereka telah mengonfirmasi 46 kematian di wilayah tersebut selama 24 jam terakhir. Mereka mengatakan jumlah korban tewas di Gaza sejak dimulainya serangan Israel pada 7 Oktober telah meningkat menjadi 35.903 orang.
Sejumlah media mengutip para pejabat yang mengatakan perundingan untuk menghentikan pertempuran menghadapi kebuntuan, dan pembebasan sandera yang tersisa di Gaza diperkirakan akan dilanjutkan dalam beberapa hari mendatang,” tulis laporan kantor berita NHK, seperti dikutip niaga.asia, Senin 27 Mei 2024.
Kantor berita Reuters mengutip seorang pejabat yang mengatakan, keputusan untuk memulai kembali perundingan terjadi setelah kepala badan intelijen Israel Mossad, bertemu dengan kepala CIA dan perdana menteri Qatar.
“Sumber tersebut menambahkan bahwa perundingan akan dibuka berdasarkan proposal baru yang dipimpin oleh mediator, yaitu Mesir dan Qatar, serta dengan keterlibatan aktif Amerika Serikat,” NHK melaporkan lebih lanjut.
Israel dan Hamas hanya sekali melaksanakan jeda pertempuran sejak konflik dimulai pada 7 Oktober. Gencatan senjata berlangsung selama tujuh hari sejak akhir November. Namun, kedua belah pihak masih berselisih, sehingga menghambat kesepakatan untuk sebuah jeda lagi.
“Masih belum jelas apakah kebuntuan ini dapat dipecahkan, bahkan jika perundingan dilanjutkan,” demikian laporan NHK.
Sumber: Kantor Berita NHK | Editor: Saud Rosadi
Tag: InternasionalIsraelKonflik Israel-PalestinaPeristiwa