
TENGGARONG.NIAGA.ASIA – Kemajuan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali mendapat apresiasi. Kali ini datang dari jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kukar yang baru saja dilantik pada Rabu malam (22/10) di Pendopo Odah Etam, Tenggarong.
Ketua PCNU Kabupaten Kukar priode 2025-2030 KH Muhammad Askin menilai, perbaikan dan semenisasi jalan yang kini mencapai 85 persen telah membawa dampak nyata bagi mobilitas masyarakat, khususnya di wilayah pedalaman.
“Kalau dulu kami mau konsolidasi ke daerah ulu seperti Tabang, Kembang Janggut, atau Kenohan, perjalanan bisa delapan sampai sembilan jam. Sekarang alhamdulillah hanya enam sampai tujuh jam, karena 85 persen jalannya sudah disemenisasi. Ini luar biasa sekali,” puji KH Askin dihadapan Bupati Aulia Rahman Basri.
Menurutnya, perbaikan infrastruktur di Kukar bukan hanya mempermudah akses kegiatan keagamaan saja, tetapi juga memperlancar aktivitas ekonomi masyarakat di daerah pelosok.
“Kami bersyukur sekali, karena pembangunan jalan yang dilakukan pemerintah daerah benar-benar terasa manfaatnya. Ini bukti nyata perhatian Bapak Bupati terhadap masyarakat di wilayah ulu,” lanjutnya.
Meski demikian, KH Askin juga menyinggung masih adanya beberapa ruas jalan yang rusak parah, seperti di kawasan menuju Muara Wis. Jika lewat sana kata dia, orang sering bilang jalan kuda-kudaan karena mobil bergoyang seperti naik kuda.
“Waktu itu saya ditelepon, ‘Pak ketua sudah sampai jalan kuda-kudaan, saya bingung. Kira-kira apa yang dimaksud kuda-kudaan. Di sini enggak ada gambar kuda’. Ternyata beberapa kilometer jalan menuju Muara Wis itu masih berlobang-lobang sehingga seperti naik kuda. Bahkan banser yang ada di belakang ketika sopirnya juga agak laleh, akhirnya terpental sampai ke atap, kena atap mobil,” ujarnya seraya bergurau.
Masih dalam suasana penuh canda, KH Askin kemudian juga menyinggung soal kendaraan operasional yang digunakan pengurus PCNU selama menjalankan kegiatan organisasi di wilayah pedalaman.
“Kalau jalannya sekarang sudah bagus, tapi kendaraannya yang kasihan. Ketua tanfidziyah masih pakai Kijang LBE tua. Makanya kalau ke daerah seperti Muara Wis atau Tabang itu pas banget, karena jalannya kadang masih seperti naik kuda juga,” terangnya sambil tersenyum, disambut tawa hadirin.
Meskipun disampaikan dengan nada ringan, ungkapan KH Askin itu pun menggambarkan tantangan nyata yang dihadapi para pengurus NU di lapangan. Perjalanan jauh ke daerah-daerah ulu, dengan medan yang berat dan fasilitas terbatas, sering kali membutuhkan sarana transportasi yang lebih layak agar kegiatan keagamaan dan sosial bisa berjalan lancar.
“Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama, kemarin kita konsolidasi dan safari subuh sama Bapak Bupati, insyaallah dalam tahun 2026 akan selesai jalan itu,” harapnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Kukar Aulia Rahman Basri langsung merespons dengan cepat. Ia turut mengapresiasi semangat para pengurus NU Kukar yang tetap aktif turun ke masyarakat meski dengan keterbatasan sarana.
“Tadi Pak Ketua bilang jalannya sudah bagus tapi kendaraannya sudah tua. Insyaallah tahun depan kita bantu kendaraan operasional untuk PCNU Kukar. Tolong dicatat Kabag Kesra, langsung kita eksekusi barang ini,” tegas Aulia disambut tepuk tangan hadirin.
Sementara itu, Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Kabupaten (Setkab) Kukar, Dendi Irwan Fahriza, menyatakan siap menindaklanjuti instruksi tersebut.
“Nanti akan dibahas di tingkat pimpinan dulu. Tahun ini PCNU juga sudah mendapatkan belanja hibah dari Pemerintah Kabupaten Kukar, jadi dukungan pemerintah itu tetap berjalan,” pungkasnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | Advertorial
Tag: Nahdlatul Ulama