PDP Covid-19 Mengamuk, Agus Suwandy: Pertanda Mitigasi Belum Maksimal

Anggota DPRD Kaltim, H Agus Suwandy. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Adanya pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di RSUD Abadul Wahab Sjahranie mengamuk, bahkan sampai mengancam tenaga medis, pertanda mitigasi Covid-19 di Samarinda belum maksimal.

“Saya sendiri pihatin mendengar, tapi itu juga  pertanda bahwa mitigasi Covid-19 di Samarinda belum maksimal. Pemerintah perlu kerja keras menjelaskan ke masyarakat, Covid-19 itu penyakit menular dan mematikan,” kata anggota DPRD Kaltim dari daerah pemilihan Kota Samarinda, H Agus Suwandy kepada Niaga.Asia, Sabtu (11/4/2020) menanggapi kejadian di RSUD AWS, Jumat  (10/4/2020).

berita terkait:

Pasien Dalam Pengawasan Covid-19 Mengamuk dan Ancam Petugas Medis RSUD AWS

Menurut politisi Partai Gerindra ini, mitigasi Covid-19 harus dilaksanakan secara terstruktur, sistematis, dan massif, menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat, dan lebih penting lagi, Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan PDP perlu disadarkan agar sukarela dan sabar menjalani protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.

“Wabah Covid-19 telah membuat masyarakat stress bahkan paranoid, termasuk di Kaltim. Tapi kalau sampai ada yang mengamuk, bahkan mengancam-ngancam tenaga medis, tidak boleh dibiarkan, karena hal itu membahayakan keselamatan tenaga medis, bahkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan,” Agus menegaskan.

Info grafis kasus Covid-19 di Kalimantan Timur per hari Jumat (10/4). (Sumber : Dinkes Kaltim)

Ia juga minta pihak rumah sakit rujukan Covid-19 di Kaltim meningkatkan pengamanan di lingkungan masing-masing. Kalau ada pasien mengamuk dan orang dalam karantina melarikan diri, seperti kejadian di Tenggarong, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi/Kabupaten/Kota sebaiknya meminta kepada aparat keamanan untuk  mengambil tindakan tegas.

Bila orang yang dalam karantina melarikan diri, jemput paksa dan masukkan kembali ke karantina. ODP dan PDP yang tidak patuh pada protokol kesehatan dan tidak kooperatif harus diatasi dengan sikap lebih keras dan tegas.

“Untuk mencegah penularan, ODP dan PDP posisikan sebagai “tahanan” dan dijaga aparat petugas keamanan selama 24 jam,” saran Agus.

Mitigasi ke Bawah

Agus mengatakan, melihat statistik Covid-19 di Kaltim sejak ditemukan pasien positif pertengahan Maret 2020 hingga kemarin, Jumat (10/4/2020), mitigasi Covid-19 tidak cukup dilakukan lewat media massa, televisi, dan radio, tapi petugas mitigasi perlu turun ke bawah, sampai ke   permukiman masyarakat.

“Masyarakat perlu disadarkan, kalau penularan Covid-19 tidak dicegah bersama, ini akan menjadi masalah besar di Kaltim, padahal prasarana dan saran pendukung, rumah sakit, dan sumberdaya manusia di rumah sakit terbatas.

“Pemerintah akan menghadapi masalah besar kalau PDP di Kaltim menembus angka ribuan orang,” ucapnya.

Kemudian, Agus juga minta petugas kesehatan berbicara langsung dengan ODP, PDP, pasien positif, keluarga dan anak-anak meraka, menjelaskan dan meyakinkan mereka, bahwa mengikuti protokol kesehatan, satu-satunya jalan untuk selamat.

“DPD, PDP, dan pasien positif, serta keluarganya pastilah cemas, dari itu petugas kesehatan perlu mengkomunikasikan dengan baikk masalah bahaya Covid-19 ini. Jangan sampai mereka yang sudah dalam kecemarsan menjadi stress, atau jadi panik,” pungkas Agus. (001)

Tag: