Pedagang Asesoris dan Telepon Seluler Terbantu ABG dan PJJ

Pedagang asesoris telepon seluluer di Pasar Tangga Arung, Tenggarong. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

TENGGARONG.NIAGA.ASIA-Apabila memasuki Pasar Tangga Arung, Tenggarong dari pintu utama, yang tampak pertama adalah kios pedagang asesoris telepon seluler dan telepon seluluer. Jumlah mereka ada sekitar belasan, tapi tidak sampai dua puluhan.

Pada masa normal, atau sebelum datang pandemi COVID-19, hampir disemua konter pedagang yang mengkhususkan menjual asesoris telepon, murni berjualan telepon, atau berdagang keduanya sekaligus, selalu ada paling tidak dua calon pembeli datang bergantian.

Tapi masa-masa pembeli banyak dan omset bisa sampai jutaan tersebut, sudah sirna. Sejak bulan Maret, terutama sejak bulan Mei lalu, semua pedagang terdampak pandemi Corona.

“Pedagang kehilangan omset hingga 70 persen,” kata Maulana menjawab Niaga.Asia, Selasa (24/11/2020) siang.

“Untuk dapat omset Rp750 ribuan sehari sudah susah,” sambung Maulana yang bekerja di konter berdagang asesoris telepon seluler.

Menurutnya, masih ada transaksi harian, karena tertolong anak baru gede (ABG) yang memang gemar berganti-ganti asesoris teleponnya, dan itupun transaksi dalam jumlah terbatas. Kalau dihitung-hitung, keuntungan dari berdagang hanya pas-pasan untuk menggaji penjaga konter setiap bulannya, ditambah membayar iuran kebersihan dan keamanan.

“Untuk membayar uang kebersihan dan keamanan setiap bulannya, sekitar Rp250 ribu,” ucap Maulana.

Ia berharap pandemi Corona segera berakhir secepatnya, sehingga aktivitas masyarakat berusaha diberbagai bidang usaha bisa cepat pulih, dan jumlah uang beredar kembali normal.

“Kalau ekonomi kembali pulih seperti sebelum masa pandemi Corona, omset per hari bisa kemblai ke angka normal, antara Rp2 juta sampai dengan Rp3 juta per hari,” harapnya.

Untuk menambah-nambah omset harian, konter yang dijaga Maulana, kini juga berdagang aneka macam kacamata dan berbagai jenis masker dengan motif khas daerah, dihiasi manik-manik.

Sementara pedagang khusus telepon seluler di konter lorong berbeda mengaku, omsetnya terbantu oleh adanya PJJ (pembelajaran jarak jauh), dimana memerluka telepon seluler yang bisa terhubung dengan internet.

“Cukup terbantu dengan adanya PJJ, banyak orangtua harus membelikan telepon seluler untuk anak-anak mereka, terutama keluarga yang punya anak lebih dari dua orang,” kata Firman.

Telepon seluler yang terjual selama PJJ, lanjut Firman, bukan telepon mahal, tapi telepon dengan harga sekitar Rp1,2 jutaan tapi cukup membantu anak-anak mengikuti PJJ. (001)

Tag: