NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Protes atas penangkapan kapal pengangkut sembako milik pedagang lintas batas, Tawu, Malaysia-Nunukan, Kalimantan Utara oleh Ditreskrimsus Polda Kaltara di perairan Sebatik Sabtu (02/02/2019), masih berlanjut dan mengancam mogok berdagang.
Ketua Asosiasi Pedagang Lintas Batas Kabupaten Nunukan, H Andi Mutamir mengatakan, penangkapan kapal sembako akan berdampak pada naiknya harga sembako dan “membunuh” usaha masyarakat perbatasan. “Kami tidak memnghalangi tugas petugas menegakkan aturan, tapi jangan main tangkap-tangkap tanpa solusi,” kata Mutamir, Selasa (05/03/2019).
Pedagang Lintas Batas Protes Polda Kaltara Tangkap Kapal Sembako
Stok Sembako di Pulau Sebatik dan Nunukan Terancam Kosong
Perbatasan Nunukan perlu perlu perhatian khusus dengan kearifan lokal. Tidak dipungkiri, sebagian besar kebutuhan sembako Pulau Nunukan dan Sebatik didatangkan dari Malaysia. Tanpa sembako dari Tawau, hidup masyarakat di perbatasan akan bertambah susah.
Sekarang ini, lanjut Mutamir, setelah ada penangkapan, harga-harga sembako seperti gas elpiji 16 kilogram mulai naik dari harga Rp 230.000 naik mencapai harga Rp 300.000. Kelangkaan barang akan memperburuk ekonomi dan kehidupan masyarakat.
Akibat penangkapan kapal sembako, para pedagang sepakat untuk menggelar mogok kerja dengan konsekuensi kerusakan pada ekonomi dan kebutuhan masyarakat. “Hal hal seperti inilah yang harus dipahami oleh petugas Polda,” katanya.
Asosiasi Pedagang berharap Polda Kaltara dan pemerintah kabupaten, provinsi bersama DPRD Nunukan bisa menyelesaikan masalah dan sekaligus mencari solusi tidak hanya untuk saat ini sebab, perlu adanya kesepakatan dalam hal kerarifan lokal untuk kapal sembako. “Kita tunggulah hasil pertemuan hari ini, kami minta kapal-kapal dikembalikan dan ada kebijakan kedepannya,” ujar Mutamir.
Menurutnya, hingga saat ini, pasokan barang dalam negeri belum bisa mengalahkan produk Malaysia, baik dari sisi mutu ataupun harga, produk Malaysia bisa dengan mudah dibeli tanpa menunggu waktu berhari-hari. Pembelian produk sembako Malaysia dari pulau Sebatik hanya memerlukan waktu 20 menit, sedangkan untuk membeli sembako Indonesia perlu berhari-hari menunggu kapal dari Surabaya ataupun terdekat dari Tarakan. “Sekarang ini kapal pengangkut sembako di tahan Polisi, kalau sudah begini bagaimana mereka bisa kerja, lalu bagaimana juga masyarakat mau beli sembako di pasar,” tuturnya. (002)