Pelajar Al Ikhlas Nunukan Gelar Lomba Video Pendek Santri Milenial

aa
Pemutarakan hasil video pendek garapan pelajar Madrasah Aliyah AL Ikhlas Nunukan (Foto Budianshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Ratusan pelajar Madrasah Aliyah (MA) Yayasan Pendidikan Ak Ikhlas Nunukan mengikuti tablik akbar dan doa bersama di Masjid Ar Rahman bersama orangtua murid dan warga sekitar sekolah dalam rangka peringatan Tema Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Ke-4 Tahun 2019.

Kepala Madrasah Aliyah (MA) Al Ikhlas Nunukan Andi Nurlinda, Spd mengatakan, kegiatan HSN menjadi agenda rutin bangsa Indonesia yang dilaksanakan tiap 22 Oktober sebagaimana Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri Nasional.

“HSN adalah bukti kepedulian pemerintah akan pentingnya peran santri, kyai dan pemuka agama dalam menumbuhkan kesadaran harmoni beragama dan berbangsa melalui pendidikan,” ucapnya.

Untuk menggelorakan semangat pelajar, sekolah Al Ikhlas menggelar berbagai macam kegiatan lomba santri millennial seperti lomba film pendek, lomba azan, lomba menulis kaligrafi, lomba lagu religius, desain grafis, kuntul dan lomba tahfidz.

Kegiatan lomba bertujuan membiasakan kepala anak-anak bahwa HSN tidak sekedar acara serimonial semata, pelajar – pelajar Madrasah dan Aliyah yang setiap hari identik dengan pelajaran agama juga bagian dari santri.

“Anak-anak Madrasah dan Aliyah bisa dikatakan santri, yang membedakan mereka hanya santri belajar dengan mondok di asrama yayasan pendidikan,” ujar Nurlinda.

Santri dan pelajar Madrasah dan Aliyah sama-sama belajar tentang pendalaman agama islam, hanya saja sistem balejar dan mengajar berbeda, namun kita yakin, tujuan dari pendidikan sama yaitu meningkatan pengetahuan keimanan dan ketagwaan.

Lewat kegiatan ini pula, kami ingin pelajar Al Ihklas Nunukan tumbuh berkembang layaknya pemuda-pemudi milenial yang memiliki kreatifitas dan daya pikir maju dalam berbagai macam tidak sebatas ilmu keagamaan.

“Kami ingin anak-anak Al Ikhlas menjadi pelajar berkreasi, menciptakan inovasi luas yang tidak sebatas pengetahuan keagamaan semata,” bebernya.

Lomba video pendek yang dikuiti 6 peserta adalah salah satu arah menggiring kretivitas pelajar Madrasah dan Aliyah untuk menapak dunia lebis luas, mereka menciptakan video durasi pendek tentang kehidupan santri di Nunukan.

Lewat perangkat sederhana dan keterbatasan ilmu trik pengambil gambar video, hasil yang mereka ciptakan cukup memuskan kami sebagai guru, terutama sebuah garapan film yang mencerikan seorang murid Al Ikhlas yang terinspirasi dengan kegiatan sekolah.

“Videonya mencerikan bahwa seorang pelajar terinprirasi dengan kegiatan di sekolah. dari inspirasi itulah, anak-anak ini bertekat mengikuti semua pelajaran tentan agama,” sebutnya.

Nurlinda menuturkan, tema HSN ke 4 tahun 2019 yang berbunyi “Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia” adalah sebuah gelora yang menginginkan peran santri dalam hal menjaga keamanan dan ketentraman beragama dan berbangsa.

Lahirnya HSN dilatarbelakangi dari seruan yang dibacakan oleh Pahlawan Nasional KH Hasjim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Seruan yang berisikan perintah kepada umat Islam agar berperang (jihad) melawan tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Kesatuan Republik Indonesia pasca-Proklamasi Kemerdekaan.

“Tumbuhkan rasa cinta tanah air. Damailah Indonesia, Damailah Dunia dan bersatu padulah bersama menjaga NKRI,” tutupnya. (002)

Tag: