Pelibatan TNI Untuk Berantas Spekulan Beras

tni
Foto:Antara

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-TNI kini merambah bisnis pangan dengan menjadi mitra Badan Usaha Logistik (Bulog) membeli gabah petani. Keterlibatan TNI dalam bisnis pangan ini diharapkan mampu memutus mata rantai praktek spekulan beras di lapangan.

Komandan Korem 101/Antasari Kolonel Inf Yudianto Putrajaya, Minggu (4/3) mengatakan sudah ada kerjasama antara TNI, Bulog dan Bank BRI terkait penyerapan atau pembelian langsung gabah ke petani di Kalsel yang bertujuan untuk menjamin kestabilan harga di tingkat petani. “TNI ikut membantu penyerapan gabah petani sebagai tindaklanjut nota kesepahaman Tim Serapan Gabah Petani (Sergab) antara TNI, Bulog, dan BRI di Kalsel,” tuturnya.

Pembelian gabah petani ini dikatakan Danrem bertujuan untuk menjamin kestabilan harga gabah di tingkat petani, yang selama ini kerap dipermainkan para spekulan atau tengkulak. “Tujuannya agar harga gabah petani stabil, tidak anjlok sehingga merugikan petani,” ujarnya.

Mekanismenya para Dandim dan babinsa di lapangan harus melibatkan personel Bulog sebagai pendamping untuk mengetahui mutu gabah yang di beli. Jajaran TNI/Kodim di lapangan diminta untuk dapat berkoordinasi dengan penggilingan besar di daerah masing-masing supaya proses penggilingan dapat terawasi serta menghasilkan beras dengan kualitas baik.

Kepala Bulog Divre Kalsel, Dedi Supriadi, mengatakan TNI melalui koperasi TNI menjadi mitra kerja bulog dalam proses pengadaan beras petani.

“Lewat koperasi TNI mereka membeli gabah langsung ke petani, dimana BRI menjadi penyalur modal bagi koperasi tersebut. Bulog nantinya akan membeli beras dari koperasi tersebut sesuai harga dan standar mutu ditetapkan pemerintah,” ujarnya.

Dikatakan Dedi kerjasama ini dinilai akan membantu bulog dalam penyerapan beras di lapangan. Pada 2018 Bulog menargetkan serapan beras sebanyak 22.000 ton. Sedangkan koperasi TNI sendiri menargetkan serapan 5.000 ton gabah setara 2.500 ton beras di tiap Dandim. Bulog menetapkan standar beras dibeli berupa kadar air maksimal 14 persen, kadar menir 2 persen, dan derajat sosoh 95 persen.

Diakui Dedi selama ini serapan beras sering tidak mencapai target akibat berbagai kendala di lapangan. Harga pembelian beras pemerintah saat ini sebesar Rp7.300 perkilogram untuk beras medium dan Rp8.500 perkilogram untuk jenis medium plus.

Sumber: MEDIA INDONESIA.COM