Pemadam Berjibaku Padamkan Kebakaran Hutan di Spanyol di Tengah Gelombang Panas

Sebuah helikopter terbang di samping asap saat kebakaran hutan di dekat Artesa de Segre, Spanyol, 18 Juni 2022. (REUTERS/Albert Gea)

ZARAGOZA.NIAGA.ASIA — Petugas pemadam kebakaran terus berjibaku mengendalikan kebakaran hutan yang mengamuk di Spanyol pada hari Sabtu, di tengah terjadinya gelombang panas tidak sesuai musim, dan mendekati rekor suhu udara tertinggi.

Spanyol sedang menuju suhu awal musim panas terpanas dalam beberapa dekade, dengan perkiraan antara 40-42 derajat Celcius (104-108 Fahrenheit) di Zaragoza di timur laut dan daerah Navarre dan La Rioja di Spanyol utara, demikian menurut badan cuaca nasional AEMET.

Teriknya sinar matahari banyak terjadi di daerah di Eropa Barat dengan suhu panas yang tidak sesuai dengan musimnya selama beberapa hari terakhir, menambah kekhawatiran akan perubahan iklim.

Di Zaragoza, diperkirakan mendekati suhu tertinggi Spanyol 42C pada hari Sabtu, di mana orang-orang di pasar petani melambaikan kipas dan koran, berdiri di tempat teduh dan tetap terhidrasi. Pukul 16.00 waktu setempat suhu udara telah mencapai 40,9C.

Kondisi kering dan berangin telah menyebabkan kebakaran hutan di beberapa daerah, di mana Zamora yang dekat perbatasan dengan Portugal, di antara yang menjadi kawasan terparah.

Hampir 20.000 hektar lahan telah terbakar di pegunungan Sierra de la Culebra dan api “masih aktif,” kata sebuah tweet dari pemerintah daerah Castile dan Leon, tempat Zamora berada, seperti dikutip niaga.asia dari REUTERS.

Pada Sabtu sore, dilaporkan warga di 11 desa telah dievakuasi dan sekitar 500 petugas pemadam kebakaran bekerja untuk memadamkan api.

Belum Ada Laporan Kematian atau Cedera

Di Catalonia, petugas pemadam kebakaran yang berusaha mengendalikan api di Baldomar mengatakan, mereka telah memperkirakan Sabtu akan “dipersulit” oleh “suhu yang sangat tinggi dan angin selatan yang kuat”.

Orang-orang menunggu di halte di dekat termometer jalan yang membaca 40 derajat celsius karena suhu tinggi yang terus mempengaruhi negara itu, di Zaragoza, Spanyol 18 Juni 2022. (REUTERS/Vincent West)

Api berderak dan berkobar tinggi ke udara di pinggiran desa Caudiel, di Castellon, kawasan Spanyol timur.

Petugas pemadam kebakaran, yang mengenakan masker, kacamata, dan helm, berjuang keras untuk mengendalikan api. Mereka membantu mengevakuasi penduduk, beberapa di antaranya menyeret anjing dan kuda peliharaan mereka, saat asap membubung tinggi di desa-desa.

“Ini adalah bukti perubahan iklim,” Bernardo Funes, 63 tahun, seorang pemilik kios dan petani organik di Zaragoza, mengatakannya kepada REUTERS.

“Ini sangat mengkhawatirkan karena kami sudah memiliki suhu tertinggi 34,35 derajat di bulan Mei dan sekarang di bulan Juni, sekitar 44 derajat,” Bernardo melanjutkan.

Di luar katedral agung kota, Marisa Gutierrez sedang duduk di bawah kanopi teduh yang memajang tiket lotre yang dia jual.

“Sangat buruk, dengan angin panas yang terasa seperti dari gurun,” katanya kepada REUTERS.

“Ini tidak normal…pada musim seperti ini biasanya ada suhu yang menyenangkan tapi tidak sepanas ini,” Marisa menambahkan.

Sementara itu, di pertunjukan rusa di pusat kota, para peserta, yang berpakaian seperti orang Romawi, mengatakan bahwa mereka harus minum air sebanyak meminum bir.

Sumber : Kantor Berita REUTERS | Editor : Saud Rosadi

Tag: