Pemerataan Energi, Pertamina Genapkan Pengoperasian 14 SPBU 3T di Kalimantan

Momen saat peresmian pengoperasian SPBU 3T di kabupaten Mahakam Ulu. (Foto : HO/Pertamina)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan menutup tahun 2020, dengan mendirikan 14 titik SPBU 3T (Terluar, Terdepan, dan Terjauh) di Kalimantan. Tujuannya, agar masyarakat dapat menikmati BBM dengan harga dan kualitas yang sama seperti di wilayah lainnya.

SPBU 3T ke-14 dioperasikan perdana Rabu (9/12) lalu, di Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Setelah selesai mendirikan sejumlah 35 titik SPBU 3T sejak tahun 2017 – 2019, saat ini 49 SPBU 3T yang telah diselesaikan oleh Pertamina MOR VI.

Adapun persebaran SPBU 3T yang dibangun pada tahun 2020 yaitu 6 titik di Kalimantan Barat, 2 titik di Kalimantan Selatan, 1 di Kalimanan Timur, dan 5 titik di Kalimantan Utara.

Untuk wilayah Kalimantan Barat, terdapat 6 (enam) titik yaitu di Kecamatan Pulau Maya, Kab. Kayong Utara ; Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas ; Kecamatan Sungai Melayu Rayak, Kabupaten Ketapang; Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak; Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang ; Kecamatan Menukung, Kabupaten Melawi.

Wilayah Kalimantan Utara memiliki 5 SPBU 3T yang telah dibangun di tahun 2020 yaitu di Kecamatan Tanjung Palas Utara, Sekatak, dan Tanjung Palas Barat di Kabupaten Bulungan ; Kecamatan Mentarang Hulu di Kabupaten Malinau; dan Kecamatan Subuku di kabupaten Nunukan.

Sedangkan, untuk 2 titik di Kalimantan Selatan yaitu di Kecamatan Angkinang dan Kecamatan Simpur di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan untuk wilayah Kalimantan Timur yaitu 1 titik di Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu.

Executive General Manager Regional Kalimantan Freddy Anwar menjelaskan, Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, berupaya optimal untuk dapat menyalurkan energi ke seluruh pelosok, terutama di wilayah Kalimantan, yang secara geografis memiliki banyak tantangan baik dari mulai infrastruktur yang terbatas, maupun cuaca yang cukup ekstrem.

“Membangun SPBU 3T merupakan tugas yang mulia di mana kami dapat berkolaborasi bersama dalam mengamalkan sila ke-5 Pancasila, memberikan keadilan energi bagi masyarakat di wilayah Terluar, Terjauh, dan Terdepan. Keadilan energi yang dimaksud, dimana masyarakat dapat mengakses bahan bakar dengan mudah dan dapat terpenuhi kebutuhannya,” kata Freddy, dikutip Niaga Asia dari keterangan tertulis

Freddy menerangkan, bahwa dengan adanya SPBU berjenis Kompak ini, berpengaruh pada perekonomian masyarakat.

“Masyarakat dapat menggunakan alokasi budget pembelian bahan bakar kebutuhan lainnya, saat mereka telah dapat menikmati BBM dengan harga yang sama yaitu biosolar Rp5.150/liter dan premium Rp6.450/liter. Sebelumnya, masyarakat mendapatkan harga BBM dari pengecer sekitar Rp10.000 – Rp25.000/liter,” tambah Freddy.

Freddy juga berterima kasih atas kolaborasi dan dukungan penuh dari mitra Pertamina maupun pemerintah setempat, bahwa berkat sinergi ini tugas tersebut, dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Dia juga mengatakan, bahwa tugas ini tidak berhenti di 2020, Pertamina akan senantiasa terus mengiringi langkah demi langkah perjuangan Indonesia, untuk memastikan masyarakatnya dapat melanjutkan hidup dengan terpenuhinya energi. (006)

Tag: