Pemerintah Apresiasi Inisiatif Unit Pemda dalam Penanganan COVID-19

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Achmad Yurianto. (Foto BNPB)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) ataupun unit pemerintahan lebih kecil yang melakukan karantina kelompok terhadap orang-orang yang diduga terkena paparan COVID-19.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Achmad Yurianto pada perbincangan yang mengangkat tema “Sukses Isolasi Mandiri Selama 14 Hari” di Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Senin (6/4).

Menurutnya, inisiatif tersebut merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang sangat bagus.

“Kami salut dengan yang seperti itu,” katanya dalam konferensi pers di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Senin.

Pemerintah juga, katanya, dari awal menyadari bahwa penanganan wabah COVID-19 harus dilakukan bersama-sama, tidak hanya oleh pemerintah pusat, tetapi juga oleh seluruh masyarakat.

“Ini masalah kita bersama, masalah rakyat. Bentuk-bentuk kegiatan inisiasi masyarakat tadi itu membuktikan bahwa kita bisa, kita mampu,” katanya.

Oleh karena itu, pemerintah sangat mengapresiasi bentuk kepedulian masyarakat terhadap bencana wabah yang telah merenggut banyak korban tersebut.

“Kami sangat mengapresiasi, dan ini bisa jadi contoh untuk RT RW di seluruh Indonesia,” katanya.

Kemudian, Yurianto juga memberikan contoh tentang inisiatif lain penanganan COVID-19 yang patut diapresiasi seperti kegiatan ibu-ibu PKK yang bergerak untuk menjahit masker kain secara massal.

“Ada sekelompok ibu-ibu PKK yang bersama-sama dengan anggota PKK di sana secara massal menjahit masker kain,” katanya.

Kelompok masyarakat tersebut, kata dia, mampu membuat 240.000 masker dalam satu pekan dengan menggunakan bahan baku yang dibeli dari dana desa dan dibagikan kepada kepada masyarakat.

“Ini bentuk luar biasa menurut saya. Saya yakin manakala teman-teman kita yang melakukan isolasi secara kelompok memiliki keterampilam menjahit, berikan mesin, kita berikan kain, maka dia juga akan produktif untuk membuat masker kain,” pungkasnya. (*/001)

Tag: